
Pantau - Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) menerjunkan peralatan pemantau kualitas air untuk mendeteksi tingkat pencemaran air lindi di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih, Banjarmasin, sebagai bagian dari kontribusi dalam penanganan darurat sampah.
Peralatan yang digunakan merupakan hasil inovasi mahasiswa dan dosen Poliban, berupa alat pengukur kualitas air berbasis tenaga surya dengan suplai daya dari dua baterai berkapasitas 200 ampere.
Empat sensor telah dipasang di kolam limbah TPAS Basirih, masing-masing untuk memantau kadar pH, suhu air, total dissolved solids (TDS), dan tingkat kekeruhan.
Rencananya, Poliban akan menambahkan sensor-sensor lain guna melengkapi sistem pemantauan air secara lebih menyeluruh.
Data dari alat ini dapat diakses secara daring melalui website milik Poliban, yang memungkinkan pejabat Pemkot Banjarmasin memantau kondisi secara real-time.
Apresiasi Pemkot dan Harapan Kolaborasi Berkelanjutan
Kontribusi Poliban merupakan bagian dari kerja sama riset dan pengabdian masyarakat, sekaligus respons terhadap krisis sampah yang terjadi pasca penutupan TPAS oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI sejak 1 Februari 2025.
Asisten I Pemerintahan dan Kesra Setdako Banjarmasin, Machli Riyadi, menyampaikan apresiasinya terhadap Poliban yang dinilai membantu memenuhi pemantauan terhadap tujuh parameter kualitas air sebagaimana ditentukan oleh Menteri Lingkungan Hidup RI.
Ia menyebut bahwa saat ini Pemkot Banjarmasin tengah melakukan pembenahan besar-besaran terhadap sistem pengelolaan di TPAS Basirih, termasuk pengolahan air lindinya.
Machli berharap kolaborasi ini terus berlanjut karena Poliban memiliki sumber daya manusia dan inovasi teknologi yang relevan untuk mengatasi krisis lingkungan di kota tersebut.
Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin HR, turut menyampaikan penghargaan atas kontribusi nyata Poliban dalam mendukung program lingkungan kota.
- Penulis :
- Balian Godfrey