Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kisah Haru Maimunah Gantikan Sang Ibu Naik Haji: Bukti Bakti Seorang Anak hingga Tanah Suci

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Kisah Haru Maimunah Gantikan Sang Ibu Naik Haji: Bukti Bakti Seorang Anak hingga Tanah Suci
Foto: Anak gantikan ibunda yang wafat untuk berhaji, wujudkan impian 12 tahun yang tertunda.(Sumber: ANTARA/HO-MCH 2025.)

Pantau - Maimunah Zebua, seorang calon haji asal Medan, Sumatera Utara, menunaikan ibadah haji dengan menggantikan ibunya, Darwati Pulungan (67), yang wafat lima bulan sebelum jadwal keberangkatan kloter pertama.

Darwati, yang telah mendaftar haji sejak 12 tahun lalu, sempat mengalami penundaan keberangkatan akibat pandemi COVID-19 meski awalnya dijadwalkan berangkat delapan tahun setelah mendaftar.

Ia menerima kabar keberangkatan haji tahun 2025 dan melunasi biaya sebesar Rp52 juta, sembari mempersiapkan perlengkapan dengan penuh semangat.

Namun pada 16 Januari 2025, Darwati meninggal dunia secara mendadak tanpa sakit, meninggalkan duka yang dalam bagi anak-anaknya.

Perjalanan Bakti Seorang Anak yang Rela Tunda Urusan Pribadi

Maimunah memutuskan untuk mewujudkan cita-cita ibunya yang belum tercapai dengan menggantikan pos haji sang ibu.

Ia mengurus semua dokumen persyaratan, termasuk akta kematian, surat keterangan ahli waris, dan surat kuasa dari tiga saudara kandungnya.

Perjalanan darat selama 12 hingga 14 jam dari Medan ke Tapanuli Utara ia tempuh demi mengurus kelengkapan administrasi di Kementerian Agama.

Dalam waktu kurang dari sepekan, Maimunah resmi menggantikan ibunya sebagai calon jamaah haji.

Meski tengah mempersiapkan pernikahan anak pertamanya, ia memilih menjalankan amanah terakhir almarhumah ibunya.

Perlengkapan haji milik sang ibu kini dipakai sendiri oleh Maimunah dalam perjalanannya ke Tanah Suci.

Menjalani Ibadah dengan Perasaan Campur Aduk

Setibanya di Madinah, ia menginap di hotel dekat Masjid Nabawi dan tetap menunaikan salat lima waktu di sana.

Maimunah mengaku menjalani ibadah dengan perasaan yang campur aduk antara duka dan syukur karena semua berlangsung mendadak dan ia bahkan tidak sempat mengikuti manasik haji.

Kisahnya menjadi cerminan cinta mendalam dan bakti seorang anak terhadap orang tua, serta tekad untuk mewujudkan impian ibunya yang tertunda lebih dari satu dekade.

Penulis :
Balian Godfrey