HOME  ⁄  Nasional

PSGA UIN Ar-Raniry: Perempuan Bukan Hanya Simbol, Kepemimpinan Mereka Perkaya Organisasi dan Perlu Didukung Budaya Inklusif

Oleh Gian Barani
SHARE   :

PSGA UIN Ar-Raniry: Perempuan Bukan Hanya Simbol, Kepemimpinan Mereka Perkaya Organisasi dan Perlu Didukung Budaya Inklusif
Foto: Perempuan mampu jadi pemimpin jika diberi ruang setara, kata PSGA UIN Ar-Raniry; budaya inklusif kunci kesetaraan kepemimpinan(Sumber: ANTARA/HO-Humas UIN Ar Raniry).

Pantau - Koordinator Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Ar-Raniry, Dr Nashriyah, menegaskan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang setara untuk memimpin jika diberikan ruang dan kesempatan yang adil dalam berbagai sektor kehidupan.

Ia menyebut bahwa meski perempuan mendominasi angka kelulusan di perguruan tinggi, kehadiran mereka dalam posisi strategis organisasi masih sangat terbatas, akibat sistem dan budaya yang belum sepenuhnya inklusif.

Kepemimpinan Perempuan Bukan Simbolik, Tapi Pilar Keadilan dan Ketangguhan

Nashriyah menyatakan bahwa kepemimpinan perempuan membawa perspektif unik yang memperkaya proses pengambilan keputusan dan harus dipandang sebagai kontribusi substantif, bukan sekadar simbol representasi.

Ia menyoroti bahwa hambatan utama bukan terletak pada kurangnya kapasitas perempuan, melainkan minimnya kesempatan yang disebabkan oleh stereotip gender, kurangnya mentor, dan sindrom imposter yang melemahkan kepercayaan diri.

Kepada mahasiswa, Nashriyah mendorong untuk belajar dari tokoh-tokoh perempuan dalam sejarah Aceh seperti Sultanah Safiatuddin Syah, Zaqiatuddin Inayat Syah, Laksamana Malahayati, dan Cut Nyak Dien—sosok-sosok pemimpin yang membuktikan kapasitas dan keteguhan dalam menghadapi tantangan besar.

Ia juga menyerukan pentingnya membangun budaya organisasi yang inklusif dan mendorong kepemimpinan lintas gender demi menciptakan ekosistem yang lebih adil dan tangguh.

Penulis :
Gian Barani