
Pantau - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan para produsen obat berbahan alam agar lebih mengutamakan mutu dan keamanan produk daripada membuat iklan bombastis yang menyesatkan.
Peringatan ini disampaikan Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan BPOM, Rustyawati, dalam Forum Koordinasi Iklan dan Penandaan Obat Bahan Alam, Obat Kuasi, dan Suplemen Kesehatan di Jakarta.
Rustyawati mengungkapkan bahwa BPOM masih banyak menemukan pelanggaran dalam iklan dan penandaan produk, terutama yang memuat klaim berlebihan tanpa dasar ilmiah.
Ia menyebut masyarakat Indonesia cenderung mudah terpengaruh oleh tren di media sosial yang menampilkan produk dengan klaim seperti “langsung sembuh”, “turun 10 kilo dalam seminggu”, atau “langsung cantik”.
Menurutnya, banyak produk pelangsing dan pemutih hanya mengandung antioksidan biasa namun dikemas dengan janji yang menyesatkan.
Komitmen Industri Jadi Kunci Kepercayaan Konsumen
Rustyawati menekankan bahwa klaim berlebihan dalam iklan bukan hanya menipu konsumen, tetapi juga menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dan merusak kepercayaan publik.
BPOM mencatat bahwa tingkat kepatuhan pelaku usaha terhadap regulasi iklan dan penandaan masih tergolong rendah, yakni hanya sekitar 66 hingga 79 persen.
Lebih dari 30 persen produk yang beredar di pasar ditemukan memiliki label atau iklan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Banyak pelaku usaha terlalu mementingkan sisi bisnis dan mengabaikan aspek keamanan serta kualitas produk,” ujar Rustyawati.
Ia menegaskan bahwa kepercayaan konsumen hanya bisa dipertahankan apabila produk yang ditawarkan benar-benar bermutu.
Ke depan, BPOM akan terus mendorong adanya komitmen kolektif dari seluruh pelaku industri untuk menjaga integritas serta meningkatkan daya saing produk obat bahan alam dalam negeri secara berkelanjutan.
- Penulis :
- Gian Barani