
Pantau - Ribuan pengunjung dari berbagai daerah memadati acara saba budaya Badui yang digelar di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat adat setempat.
Kegiatan saba budaya Badui merupakan bentuk silaturahmi atau kunjungan wisatawan ke masyarakat adat Badui yang tinggal di Desa Kanekes.
"Sudah dua hari terakhir pada Sabtu-Minggu wisatawan yang datang ke saba budaya Badui ke sini cukup padat," kata Sekretaris Desa Kanekes, Medi.
Jumlah pengunjung dalam dua hari terakhir diperkirakan mencapai sekitar 2.500 orang dan masih berpotensi bertambah karena bertepatan dengan libur Waisak.
Kerajinan Tradisional Laris, Masyarakat Ingatkan Aturan Adat
Para pengunjung menyatakan kekagumannya terhadap budaya dan sambutan hangat masyarakat Badui, serta berbelanja berbagai produk kerajinan khas yang ditawarkan.
Produk yang dijual mencakup kain tenun, pakaian kampret, ikat kepala (lomar), batik Badui, souvenir, dan minuman madu, dengan harga bervariasi mulai dari Rp10 ribu hingga Rp1,5 juta, tergantung jenis barang seperti tenun dari bahan sutra.
"Kami berharap omzet penjualan aneka kerajinan masyarakat Badui itu meningkat dengan banyaknya pengunjung saba budaya Badui," ujar Medi.
Meski antusias menerima pengunjung, masyarakat adat tetap mengingatkan agar semua wisatawan menaati aturan adat yang berlaku.
Larangan tersebut termasuk membuang sampah sembarangan, menebang pohon, dan berenang di Sungai Ciujung.
"Kami sudah menyebar peringatan melalui spanduk dan baliho di pintu masuk permukiman Badui agar pengunjung mematuhi aturan itu," jelas Medi.
Salah satu pengunjung dari Jakarta bernama Agung (25) mengatakan ia dan keluarganya datang untuk menikmati keindahan alam dan mengenal kehidupan sederhana masyarakat Badui.
"Kami merasa senang melihat potensi alam komunitas masyarakat Badui juga kehidupan mereka sederhana dan bersikap baik," kata Agung.
- Penulis :
- Balian Godfrey