
Pantau - Pemerintah Provinsi Maluku memanfaatkan peringatan Hari Pattimura ke-208 sebagai momen untuk mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu membangun daerah menuju masa depan yang lebih baik.
Dalam upacara yang digelar di Saparua, Maluku Tengah, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menegaskan pentingnya semangat kolektif untuk memajukan daerah secara berkeadilan dan berkelanjutan.
Semangat "Lawamena Haulala" untuk Indonesia Emas 2045
Gubernur Hendrik Lewerissa menyampaikan bahwa perjuangan saat ini adalah bagaimana mentransformasikan Maluku menjadi provinsi yang maju, adil, dan sejahtera dalam rangka menyongsong Indonesia emas 2045.
Ia menekankan bahwa semangat Lawamena Haulala adalah pengingat bahwa pencapaian "Maluku pung bae" hanya bisa diraih jika semua pihak bekerja bersama, tanpa memandang perbedaan.
"Pesan perpisahan Thomas Matulessy Sang Kapitan Pattimura yang fenomenal itu, merujuk kepada generasi kita sekarang ini dan generasi Maluku masa depan, tentang bangkitnya Pattimura-Pattimura Muda yang akan meneruskan dan mewujudkan cita-cita perjuangan mereka."
Api Perjuangan dari Gunung Saniri dan Makna Perlawanan Pattimura
Dalam peringatan yang mengusung tema "Lanjutkan perjuangan Pattimura, par Maluku pung bae", masyarakat turut menyalakan obor perjuangan dari Gunung Saniri dan mengaraknya sebagai simbol persatuan masyarakat Kepulauan Lease.
Gubernur menuturkan, "Sosok Kapitan Pattimura adalah lambang dari keberanian, pengorbanan dan cinta Tanah Air, beliau memimpin perlawanan pada 15 Mei 1817, bukan karena ingin dikenang tetapi karena tidak rela melihat rakyatnya ditindas dan tanah ini diinjak-injak oleh penjajah."
Peringatan ini dimaknai sebagai panggilan bagi generasi muda untuk meneruskan nilai-nilai perjuangan dalam bentuk modern.
Peran Inovasi dan Kolaborasi Masyarakat dalam Pembangunan Maluku
Pemerintah Provinsi Maluku menegaskan bahwa tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan kemajuan.
Dibutuhkan keterlibatan aktif masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, kaum muda, dan pelaku usaha agar pembangunan yang merata bisa terwujud.
Gubernur Hendrik menambahkan bahwa Pattimura masa kini tidak lagi mengangkat parang dan salawaku, namun berjuang melalui kecerdasan, inovasi, kebijakan teknologi, kerja keras, loyalitas, dan solidaritas.
Tujuan dari perjuangan ini adalah untuk melawan kemiskinan, ketimpangan pembangunan, keterbelakangan pendidikan, kerapuhan nilai sosial dan budaya, serta menjaga toleransi dan persaudaraan antarwarga Maluku.
- Penulis :
- Arian Mesa