
Pantau - Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) tengah disiapkan untuk menjadi bagian integral dari sistem ekonomi nasional Indonesia.
BUMNU diharapkan dapat memberi kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai angka 8 persen.
Ketua PP ISNU Bidang Investasi, Herry Haryanto Azumi, mengungkapkan bahwa informasi mengenai keberadaan BUMNU ia terima langsung dari Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua PBNU Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup, Aizuddin Abdurrahman (Gus Aiz).
BUMNU dirancang sebagai respons atas perlunya kontribusi yang nyata, terukur, dan berbasis kekuatan anggota Nahdlatul Ulama dalam sistem perekonomian nasional.
NU Diberi Ruang oleh Negara, Siap Garap Sektor Strategis
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk memberikan ruang sebesar-besarnya bagi Nahdlatul Ulama dalam bidang investasi dan pengembangan ekonomi nasional.
Dengan jumlah anggota mencapai 165 juta orang, NU memiliki potensi ekonomi besar yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan umat serta memperkuat struktur perekonomian nasional.
BUMNU akan difokuskan pada pengelolaan peluang usaha yang memberikan manfaat langsung bagi warga NU dan meningkatkan kemandirian ekonomi umat.
Herry menyebut bahwa hal ini menjadi tantangan positif untuk menjadikan kontribusi ekonomi NU lebih nyata dan terukur.
Dalam rapat internal PBNU, telah disepakati bahwa BUMNU akan bergerak di sektor-sektor strategis sesuai dengan kebutuhan nasional dan potensi lokal yang dimiliki NU.
Langkah ini bertujuan memastikan dampak ekonomi yang berkelanjutan dan dapat diukur secara konkret.
Meski belum menyebutkan waktu pasti peluncurannya, Herry memastikan bahwa pengumuman resmi BUMNU akan dilakukan dalam waktu dekat oleh PBNU.
Pengumuman tersebut akan selaras dengan komunikasi yang terus dibangun antara PBNU dan pemerintah demi menyinergikan kebijakan dan pelaksanaan program ekonomi.
- Penulis :
- Balian Godfrey








