
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore, 5 Desember 2025, ditutup melemah sebesar 7,44 poin atau 0,09 persen ke posisi 8.632,76.
Pelemahan ini terjadi di tengah sikap pelaku pasar yang cenderung wait and see terhadap arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan diumumkan pekan depan.
Indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga mengalami penurunan sebesar 6,47 poin atau 0,76 persen ke level 847,27.
"IHSG sempat mencapai level intraday tertinggi baru di 8.689 sebelum akhirnya mengalami pullback karena kondisi pasar yang jenuh beli," ungkap analis pasar saham dari salah satu sekuritas terkemuka.
Faktor Global dan Domestik Pengaruhi Pasar
Dari sisi global, perhatian pelaku pasar saat ini tertuju pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Fed yang dijadwalkan berlangsung pada 9-10 Desember 2025.
"Apabila Indeks Price Consumer Expenditure (PCE) Prices AS yang dirilis Jumat malam ini sesuai harapan pasar, maka potensi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed akan semakin besar pada pekan depan," ujar seorang analis ekonomi internasional.
Sementara itu, dari sisi domestik, pelaku pasar juga mengantisipasi rilis sejumlah data ekonomi penting pada pekan depan.
Data tersebut meliputi penjualan sepeda motor bulan November 2025 yang akan diumumkan pada Senin (08/12), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan November 2025 pada Selasa (09/12), serta penjualan ritel bulan Oktober 2025 pada Rabu (10/12).
IHSG sendiri sempat dibuka menguat dan bertahan di zona hijau hingga akhir sesi pertama perdagangan.
Namun pada sesi kedua, IHSG mulai bergerak melemah dan akhirnya ditutup di zona merah.
Performa Sektoral dan Saham Teraktif
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor tercatat menguat dan lima sektor mengalami pelemahan.
Penguatan tertinggi terjadi pada sektor industri sebesar 3,85 persen, disusul sektor infrastruktur naik 2,88 persen dan sektor transportasi & logistik naik 2,70 persen.
Sementara itu, sektor kesehatan mencatatkan pelemahan terdalam sebesar 0,62 persen, diikuti sektor energi turun 0,51 persen dan sektor barang konsumen primer turun 0,34 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan tertinggi antara lain PSDN, SDPC, TRON, DOOH, dan KETR.
Adapun saham-saham yang mengalami penurunan terbesar adalah HUMI, ASPI, GHON, TALF, dan ATLA.
Total frekuensi perdagangan saham hari ini mencapai 2.557.089 kali transaksi, dengan volume mencapai 48,21 miliar lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp20,47 triliun.
Sebanyak 362 saham tercatat menguat, 293 saham melemah, dan 146 saham stagnan.
Bursa Regional Asia Bergerak Variatif
Di kawasan Asia, bursa saham regional menunjukkan pergerakan yang beragam pada sore hari ini.
Indeks Nikkei Jepang melemah 525,42 poin atau 1,03 persen ke posisi 49.316,50.
Sebaliknya, indeks Shanghai menguat 27,01 poin atau 0,70 persen ke level 3.902,81 dan indeks Hang Seng naik 149,18 poin atau 0,58 persen ke posisi 26.033,26.
Indeks Straits Times Singapura turut melemah tipis sebesar 3,78 poin atau 0,08 persen ke posisi 4.531,36.
- Penulis :
- Arian Mesa







