
Pantau - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jawa Timur menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) guna meningkatkan budaya literasi di kalangan guru dan siswa.
Kerja sama ini diumumkan oleh Ketua SMSI Jatim, Sokip, dalam pernyataan yang diterima di Surabaya pada Rabu (21/5/2025).
"Rendahnya literasi menjadi keprihatinan kami semua. Untuk itu kolaborasi antar-stakeholder adalah keniscayaan," ujar Sokip.
Tantangan Literasi Nasional
Sokip mengungkapkan bahwa rendahnya literasi nasional merupakan masalah serius yang perlu ditangani bersama.
Data dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 menunjukkan Indonesia berada di peringkat 70 dari 80 negara, dengan skor membaca sebesar 359.
Skor ini menempatkan Indonesia di bawah negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand (379), Malaysia (388), dan Brunei Darussalam (429).
Ia juga menyoroti dominasi penggunaan gawai yang turut memperparah kondisi literasi nasional.
"Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan lebih dari enam jam per hari di depan layar, tapi hanya membaca sekitar lima buku per tahun," tambahnya.
Dukungan Kemendikdasmen
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, menyambut baik kolaborasi ini.
“Kami memiliki Unit Pelaksana Teknis di Jawa Timur yang siap mendukung program peningkatan literasi,” katanya.
Gogot menjelaskan bahwa pihaknya telah meluncurkan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang mencakup aktivitas positif seperti bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat, membaca, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu.
"Gemar membaca menjadi kebiasaan utama yang harus dibangun untuk meningkatkan literasi," tegas Gogot.
- Penulis :
- Arian Mesa










