Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kartu Nusuk Digital Dinilai Membantu Jemaah, Tapi Distribusinya Belum Merata

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kartu Nusuk Digital Dinilai Membantu Jemaah, Tapi Distribusinya Belum Merata
Foto: kartu nusuk yang akan diberikan kepada calon jemaah haji (sumber: Kemenag RI)

Pantau - Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, Selly Andriany Gantina, menilai kehadiran Kartu Nusuk Digital sebagai terobosan positif dalam penyelenggaraan haji, namun ia menyoroti belum meratanya distribusi kartu tersebut kepada seluruh jemaah Indonesia yang tiba di Arab Saudi.

Kartu Nusuk Digital dapat diakses melalui aplikasi Tawakkalna dan Nusuk yang tersedia di Google Playstore maupun Apple Store.

"Itu merupakan terobosan positif. Namun, perlu digarisbawahi bahwa persoalan terkait Kartu Nusuk masih menjadi perhatian khusus, karena pada kenyataannya tidak semua jemaah yang tiba di Arab Saudi langsung memperoleh kartu tersebut".

Proses penerbitan Kartu Nusuk sangat bergantung pada responsivitas syarikah atau penyedia layanan haji.

Tidak semua syarikah cepat dalam menindaklanjuti kebutuhan jemaah, sehingga hal ini menjadi catatan evaluasi bagi pemerintah Indonesia maupun Arab Saudi.

"Bagi jemaah yang belum mendapatkan Kartu Nusuk, petugas haji di setiap hotel terus berupaya berkoordinasi secara intens dengan syarikat agar kartu segera diterbitkan. Di tiap hotel pun telah tersedia layanan Nusuk Care yang disiapkan oleh syarikat, dan kami juga terus mendorong para jemaah untuk bersabar serta aktif berkonsultasi dengan petugas haji, khususnya bidang akomodasi hotel, guna memastikan syarikat segera menyelesaikan proses tersebut".

Tawakkalna Permudah Akses Digital Selama Ibadah Haji

Aplikasi Tawakkalna yang telah di-upgrade oleh pemerintah Arab Saudi kini berperan penting dalam mendampingi aktivitas jemaah, terutama bagi kelompok lanjut usia.

"Sosialisasi terus dilakukan karena Tawakkalna tidak hanya menjadi pintu akses Kartu Nusuk Digital, tetapi juga memuat berbagai fitur penting seperti layanan ibadah, kesehatan, kedaruratan, dan akses kunjungan ke tempat-tempat tertentu. Di dalamnya juga tersedia kartu tasreeh dan dokumen-dokumen penunjang lain yang diperlukan selama pelaksanaan ibadah".

Pendampingan aktif dari petugas lapangan sangat dibutuhkan untuk membantu jemaah, khususnya lansia, agar dapat memahami dan memanfaatkan teknologi digital yang tersedia.

"Semoga dengan upaya bersama, jemaah haji kita bisa menjalankan ibadah dengan lancar dan tenang".

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, juga menegaskan bahwa seluruh jemaah haji Indonesia sudah dapat mengakses Kartu Nusuk Digital melalui aplikasi Tawakkalna.

"Jadi kalau masih di Tanah Air belum lengkap, tapi kalau sudah mendarat atau sudah di Makkah sudah bisa".

Melalui Nusuk Digital, jemaah dapat menyimpan dan mengakses informasi haji secara mandiri melalui telepon genggam.

Lebih dari 147 ribu Kartu Nusuk telah dibagikan kepada jemaah Indonesia di Arab Saudi.

Kartu Nusuk merupakan identitas digital yang wajib dimiliki oleh seluruh jemaah haji selama berada di Arab Saudi.

Kartu ini berfungsi sebagai paspor perhajian yang memberikan akses ke lokasi dan layanan utama seperti Masjidil Haram, Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Penerbitan kartu ini menjadi tanggung jawab syarikah, dan pada tahun 2025, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja sama dengan delapan syarikah: Rifadah, Rawaf Mina, Mashariq Dzahabiyah atau Sana Mashariq, Rifad, Mashariq Mutamayyizah atau Rakeen Mashariq, Dluyuful Bait, Rehlat wa Manafea, dan MCDC.

Penulis :
Arian Mesa