Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Majelis Masyayikh Soroti Standar Mutu Pascasarjana dan Doktoral Ma’had Aly dalam Forum Nasional

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Majelis Masyayikh Soroti Standar Mutu Pascasarjana dan Doktoral Ma’had Aly dalam Forum Nasional
Foto: Ketua Majelis Masyayikh Abdul Ghaffar Rozin saat forum Halaqah Review Draf 1 Standar Mutu Marhalah Tsaniyah dan Tsalisah yang digelar di Tangerang (sumber: Majelis Masyayikh)

Pantau - Majelis Masyayikh menekankan pentingnya penerapan standar mutu tinggi dalam pengembangan jenjang pendidikan tinggi pesantren Ma’had Aly, khususnya Pascasarjana (Marhalah Tsaniyah) dan Doktoral (Marhalah Tsalitsah).

Ketua Majelis Masyayikh, Abdul Ghaffar Rozin, menyampaikan bahwa "Ma’had Aly adalah lembaga reproduksi ulama. Kita ingin melahirkan insan yang faqih, yang selesai dengan dirinya sendiri, dan mampu menavigasi maslahat umat. Itu bukan hal yang mudah, dan tidak boleh dimudahkan".

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam forum Halaqah Review Draf 1 Standar Mutu Marhalah Tsaniyah dan Tsalisah yang berlangsung pada 2–5 Juni 2025 di Tangerang.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dengan tujuan mengulas standar mutu yang akan menjadi dasar penjaminan mutu internal dan eksternal Ma’had Aly.

Sorotan Visi Keulamaan dan Gradasi Akademik

Forum tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Agama, Majelis Masyayikh, para pengasuh pesantren, serta akademisi dan praktisi pendidikan pesantren.

Dalam forum itu, Gus Rozin menekankan bahwa dokumen standar mutu ini harus "tidak hanya menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan tinggi Ma’had Aly yang tidak hanya sahih secara teknis, tetapi juga kuat dalam hal visi keulamaan".

Ia mengingatkan bahwa standar mutu tidak boleh dibuat sembarangan atau terlalu permisif dalam penetapannya.

Menurutnya, penting bagi Ma’had Aly untuk melakukan benchmarking dengan lembaga-lembaga keulamaan internasional seperti di Iran dan Maroko.

"Kita sedang membangun lembaga reproduksi ulama yang ideal yang mutafaqqih fiddin dan faqih fi masalihil khalqi. Standar ini harus mencerminkan kualitas dan karakter ulama yang ingin kita lahirkan", tegasnya.

Sekretaris Majelis Masyayikh, Muhyiddin Khotib, juga menekankan bahwa forum ini menjadi ruang penting untuk menata gradasi antarjenjang pendidikan secara sistematis.

Ia mengatakan, "Fokus kita adalah memastikan bahwa pascasarjana dan doktoral bukan hanya berbeda secara administratif, tetapi juga secara karakteristik akademik".

Muhyiddin menambahkan bahwa "Pascasarjana merupakan tahap takwir (penguatan), sedangkan M3 menjadi fase ibda’ (inovasi). Ini penting untuk menjamin kesinambungan dan keutuhan proses kaderisasi ulama".

Penulis :
Arian Mesa