Pantau - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) dan Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu menandatangani nota kesepahaman pada Senin, 9 Juni 2025, di Kampus Unisa Palu.
Kerja sama ini bertujuan memperkuat sinergi dalam pengembangan pendidikan, pelatihan, dan penempatan tenaga kerja migran yang berkualitas dan berdaya saing global.
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, menyampaikan harapannya agar kolaborasi ini melahirkan sumber daya manusia unggul dari Sulawesi Tengah yang siap bekerja di luar negeri dengan pelindungan maksimal dan peluang karier yang luas.
Dalam dialog terbuka bersama mahasiswa, Karding menegaskan pentingnya mengubah persepsi publik tentang pekerja migran yang selama ini terbatas pada sektor informal seperti asisten rumah tangga.
Ia mencontohkan tokoh-tokoh seperti Sri Mulyani yang pernah bekerja di IMF, atlet Megawati, Arhan, dan Asnawi yang merumput di luar negeri, hingga Presiden ketiga RI, B.J. Habibie, yang bekerja sebagai insinyur di Jerman.
Menurut Karding, mereka semua adalah pekerja migran karena bekerja di luar negeri dan berkontribusi besar untuk bangsa.
Kesalahan persepsi yang menyempitkan makna migrasi tenaga kerja dinilai menghambat potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia.
Karding menekankan bahwa pekerja migran adalah agen transformasi sosial dan ekonomi, baik di lingkungan keluarga maupun komunitas asalnya.
Kementerian P2MI, kata dia, tak hanya menjalankan pelindungan hukum dan sosial, tetapi juga mengemban peran membangun martabat pekerja migran, mengubah cara pandang publik, dan mendorong lahirnya SDM Indonesia yang kompetitif di tingkat global.
- Penulis :
- Balian Godfrey
