
Pantau - Kementerian Sosial (Kemensos) tengah menyelesaikan tahap akhir persiapan pembukaan Sekolah Rakyat yang dijadwalkan dimulai pada Juli 2025 dengan target 100 sekolah di seluruh Indonesia.
Finalisasi dan Rekrutmen Tenaga Pendidik
Pada Senin (9 Juni 2025), Kemensos melakukan studi banding ke sejumlah sekolah unggulan untuk mendapatkan tolok ukur dalam penerapan kurikulum Sekolah Rakyat.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa proses rekrutmen tenaga pendidik untuk tahun ajaran 2025 hampir rampung.
"Sekarang sudah dibuka untuk rekrutmen guru. Insya Allah nanti tanggal 23–24 (Juni) proses rekrutmen guru semua sudah selesai," ujar Saifullah Yusuf dalam konferensi pers di Kantor Kemensos Salemba, Jakarta, pada Rabu.
Selain guru, Kemensos juga merekrut tenaga kependidikan seperti kepala asrama dan pamong.
Hingga kini, telah disiapkan sebanyak 1.554 guru dan 53 kepala sekolah untuk mendukung operasional Sekolah Rakyat.
Jumlah tersebut masih dapat bertambah sesuai kebutuhan di 100 titik lokasi sekolah yang direncanakan.
Tahap Pelaksanaan dan Jumlah Siswa
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat sekaligus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2009–2014, M. Nuh, menjelaskan bahwa tahun ini ditargetkan berdiri 100 sekolah sebagai bagian dari tahap pertama.
"Tahun ini 100, tentu tahun depan akan ada lagi. Dari 100 itu kita bagi dua tahap, semuanya tahap 1. Nanti ada yang persis Juli kita mulai, tapi sebagian nanti mungkin Agustus dan selanjutnya. Kita pastikan semuanya mulai tahun ini," ujar M. Nuh.
Gelombang pertama akan mencakup 63 lokasi dengan total 247 rombongan belajar (rombel) dan 6.180 siswa.
Rinciannya mencakup 3 rombel SD (75 siswa), 119 rombel SMP (2.800 siswa), dan 129 rombel SMA (3.305 siswa).
Tahap Ib mencakup 37 lokasi dengan 145 rombel dan 3.600 siswa.
Rincian Tahap Ib adalah 4 rombel SD (100 siswa), 53 rombel SMP (1.310 siswa), dan 88 rombel SMA (2.190 siswa).
Total keseluruhan Tahap I mencakup 396 rombel dengan jumlah siswa mencapai 9.780 orang.
Pelatihan bagi kepala sekolah telah dimulai untuk memperkuat peran mereka sebagai pelaksana pendidikan berbasis pengasuhan dan keberdayaan.
Kebutuhan dasar siswa seperti sepatu, seragam, alat tulis, dan pakaian dalam disiapkan dengan cermat.
Pengadaan kebutuhan tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menjamin akuntabilitas.
"Kemensos selalu bekerja sama dengan BPKP untuk memastikan baik dari sisi unit cost-nya maupun sisi teknis pengadaan yang proper. Sesuai dengan aturan main," kata M. Nuh.
- Penulis :
- Arian Mesa