HOME  ⁄  Nasional

Dinas Kesehatan: Jumlah Ibu Hamil Usia Anak Turun, Tapi Risiko Masih Mengancam

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Dinas Kesehatan: Jumlah Ibu Hamil Usia Anak Turun, Tapi Risiko Masih Mengancam
Foto: Tren Kehamilan Usia Anak di Lombok Timur Menurun, Tapi Tantangan Sosial dan Digital Masih Tinggi(Sumber: ANTARA/Anita Permata Dewi.)

Pantau - Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok Timur, Nurhidayati, melaporkan bahwa pada tahun 2024 tercatat 779 ibu hamil berusia di bawah 19 tahun di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1.114 kasus pada 2023, serta 1.168 kasus di tahun 2022.

"Jumlah ibu yang hamil di bawah usia 19 tahun pada tahun 2024 ada 779," ungkap Nurhidayati dalam laporannya.

Tren ini menunjukkan penurunan signifikan sejak 2020, yang mencatat angka tertinggi sebanyak 2.148 ibu hamil berusia anak.

Penurunan tersebut dinilai sebagai hasil dari upaya edukasi dan intervensi berbagai pihak, meskipun tantangan masih tetap besar.

Faktor Ekonomi, Budaya, dan Digitalisasi Dorong Kehamilan Usia Anak

Nurhidayati menyebutkan bahwa faktor ekonomi menjadi salah satu pendorong utama tingginya angka perkawinan usia anak di Lombok Timur.

"Tidak sedikit keluarga yang menganggap ketika anaknya menikah, seolah-olah akan mengurangi beban keluarga," jelasnya.

Menikahkan anak, terutama anak perempuan, sering dianggap sebagai solusi untuk meringankan beban ekonomi rumah tangga.

Selain itu, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi juga berkontribusi terhadap tingginya angka kehamilan usia anak.

Jika masyarakat memahami risiko medis dan sosial dari kehamilan di usia muda, mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk menunda kehamilan meskipun sudah menikah dini.

Faktor budaya, terutama di wilayah perdesaan, juga turut berperan.

Tekanan sosial agar anak segera menikah masih sangat kuat, terutama untuk menghindari stigma masyarakat.

Di sisi lain, perkembangan teknologi digital memberikan tantangan baru.

"Pastinya dampak digitalisasi ya. Anak yang jiwanya masih labil mencoba-coba, dan tiba-tiba kemudian menjadi hamil. Itu tidak sedikit juga terjadi," ungkap Nurhidayati.

Temuan ini menunjukkan perlunya pendekatan menyeluruh, termasuk edukasi seksual, penguatan ekonomi keluarga, dan pengawasan digital yang lebih bijak untuk menekan angka kehamilan usia anak secara berkelanjutan.

Penulis :
Balian Godfrey