
Pantau - Pemerintah Indonesia dan Singapura menyiapkan investasi lebih dari 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp162,7 triliun untuk mengembangkan proyek energi hijau skala besar yang mencakup panel surya, penangkapan karbon, dan kawasan industri ramah lingkungan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa kerja sama ini diformalkan melalui penandatanganan tiga nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara.
"Penandatanganan 3 MoU Indonesia dan Singapura hari ini membawa keuntungan kedua negara. Investasi yang dibutuhkan merealisasikan kerja sama tersebut diperkirakan di atas 10 miliar dolar AS," kata Bahlil.
Dana investasi akan dialokasikan untuk membangun rantai pasok panel surya, mematenkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS), dan merintis kawasan industri hijau yang menyatukan manufaktur, teknologi, dan logistik dengan standar rendah emisi karbon.
Komitmen Investasi untuk Transisi Energi
Langkah ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam menjadikan energi bersih sebagai prioritas kebijakan sekaligus peluang bisnis utama di Asia Tenggara.
Investasi sebesar 10 miliar dolar AS akan terbagi ke dalam tiga strategi utama: pembangunan instalasi panel surya, fasilitas CCS, dan kawasan industri hijau terintegrasi.
Dampak ekonomi dari proyek ini diproyeksikan sangat besar, dengan puluhan ribu lapangan kerja akan tercipta dari tahap manufaktur panel surya dan Battery Energy Storage System (BESS), hingga ke bagian operasional dan pemeliharaan.
Pemerintah juga memperkirakan proyek ini akan menyumbang devisa hingga 6 miliar dolar AS per tahun, serta meningkatkan penerimaan negara hingga ratusan juta dolar AS melalui pajak.
Satgas EBT Lintas Batas untuk Wujudkan Proyek
Untuk menjamin kelancaran dan realisasi investasi, dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Energi Baru Terbarukan (EBT) Lintas Batas yang dipimpin oleh Menteri ESDM Indonesia dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.
Satgas ini akan merumuskan rencana aksi yang mencakup detail teknis pembangunan, skema pendanaan, dan tata kelola kawasan industri hijau yang berkelanjutan.
- Penulis :
- Arian Mesa








