
Pantau - Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se-Nusantara membantah isu yang menyebutkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terlibat dalam aktivitas pertambangan di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Isu tersebut mencuat melalui unggahan akun TikTok @tanpadusta yang menuding PBNU menerima dana dari PT Gag Nikel melalui seorang individu bernama Ananda Tohpati.
Unggahan itu juga menyeret nama KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), Ketua PBNU Bidang Keagamaan, yang diketahui menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris di perusahaan pertambangan tersebut.
Presidium Nasional BEM PTNU, Achmad Baha’ur Rifqi, menyebut tuduhan tersebut sebagai bentuk fitnah yang membahayakan reputasi PBNU sebagai lembaga keagamaan.
"NU adalah benteng moral umat Islam Indonesia, dan serangan terhadapnya adalah serangan terhadap nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman," ungkapnya.
Seruan Lawan Disinformasi dan Tegakkan Hukum
Baha’ur menegaskan bahwa mengaitkan tindakan pribadi seseorang dengan organisasi tanpa dasar yang sah adalah bentuk sesat pikir yang harus dilawan.
Dalam pernyataannya, BEM PTNU Se-Nusantara menyampaikan empat sikap resmi:
- Bersikap kritis terhadap informasi yang belum terverifikasi.
- Menjunjung prinsip tabayun dan praduga tak bersalah.
- Menolak politisasi institusi keagamaan.
- Mendorong penegakan hukum terhadap penyebar fitnah.
"BEM PTNU akan terus berada di garda depan membela kehormatan NU dan melawan disinformasi dengan pendekatan akademis," tegas Baha’.
PBNU sendiri sebelumnya telah menyatakan tidak pernah memberikan rekomendasi jabatan kepada individu, termasuk untuk posisi komisaris perusahaan manapun.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa jika ada pengurus PBNU yang menjabat di luar organisasi, hal itu merupakan urusan pribadi dan tidak mewakili institusi.
KH Ahmad Fahrur Rozi juga telah memberikan klarifikasi bahwa jabatannya sebagai komisaris di PT Gag Nikel adalah murni urusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan PBNU.
- Penulis :
- Balian Godfrey