Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Strategi Ketahanan Pangan, Pemprov Banten Tanam Jagung di Sisi Tol

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Strategi Ketahanan Pangan, Pemprov Banten Tanam Jagung di Sisi Tol
Foto: Gubernur Banten Andra Soni bersama Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang (sumber: Pemprov Banten)

Pantau - Pemerintah Provinsi Banten menggulirkan program "Kanan Kiri Jalan Tol Tanam Jagung" (KAKIJATOL) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produksi jagung lokal dan memperkuat ketahanan pangan.

Program ini juga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui optimalisasi lahan yang selama ini belum termanfaatkan, khususnya di sepanjang sisi jalan tol.

Gubernur Banten, Andra Soni, menegaskan bahwa potensi jagung di wilayahnya sangat besar, namun belum dimaksimalkan secara optimal.

"Dari data yang kita punya, Provinsi Banten baru menyuplai 3,3 persen dari kebutuhan industri itu. Maka ini peluang bagi Provinsi Banten serta kesejahteraan petani," ungkapnya.

Saat ini, terdapat 16 perusahaan pakan ternak di Banten, namun produksi jagung lokal belum mencukupi kebutuhan industri yang mencapai 4.000 ton per hari.

Penanaman Perdana Dimulai di Rest Area Tol

Penanaman jagung tahap awal dilakukan di sekitar rest area Balaraja hingga Serang Timur.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, menyebut produksi jagung Banten baru mencapai 350 ton per hari atau 120.000 ton per tahun.

"Untuk tahap awal, penanaman dilakukan di sekitar rest area Balaraja hingga Serang Timur. Jika berhasil, akan diperluas ke lahan darat lainnya," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola, menilai inisiatif KAKIJATOL sangat tepat karena pabrik pakan di Banten selama ini bergantung pada pasokan luar daerah.

"Kita harus menciptakan jagung di Provinsi Banten untuk pabrik yang banyak. Semangatnya itu," ia mengungkapkan.

Harga jual jagung saat ini dinilai cukup menguntungkan dengan biaya produksi sekitar Rp15 juta per hektare.

Hasil panen mencapai 8 ton per hektare, menghasilkan pendapatan hingga Rp40 juta.

"Selain jagungnya, batang dan daun segar bisa digunakan sebagai pakan sapi. Jadi semuanya bisa dimanfaatkan," kata Maxdeyul.

Penanaman jagung ini tidak akan mengganggu siklus tanam padi, karena akan disesuaikan dengan pola tanam palawija yang sudah ada di wilayah utara Banten.

Penulis :
Arian Mesa
Editor :
Arian Mesa