
Pantau - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengaktifkan satuan petugas (satgas) pemantau titik panas untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya menjelang musim kemarau.
Kepala Pelaksana BPBD Penajam Paser Utara, Muhammad Sukadi Kuncoro, menyatakan bahwa satgas telah rutin memantau lokasi-lokasi rawan sebagai bagian dari langkah mitigasi.
Meskipun beberapa tahun terakhir jumlah kasus karhutla relatif menurun, pemantauan tetap dilakukan secara aktif untuk mengantisipasi potensi kebakaran.
Fokus utama pengawasan adalah pada lahan gambut, karena jenis lahan ini mudah terbakar dan api bisa menyebar di bawah permukaan akibat tingginya kandungan biomassa kering.
Lahan Gambut Rawan Terbakar Tersebar di Beberapa Kecamatan
Luas lahan gambut yang menjadi perhatian mencapai sekitar 1.400 hektare dan tersebar di kawasan pesisir, terutama di Kecamatan Penajam.
Rinciannya antara lain Kelurahan Petung sekitar 700 hektare, Kelurahan Nenang 400 hektare, Desa Giripurwa 200 hektare, serta sebagian lainnya di Saloloang, Kecamatan Waru, dan Kecamatan Babulu.
Sepanjang 2023–2024, tercatat 90 kasus karhutla di wilayah ini, dengan total lahan terbakar seluas 208,35 hektare.
Sebagai langkah antisipatif, Pemkab menyiagakan sumber daya manusia dan peralatan pemadam 24 jam penuh, terutama di wilayah dengan sebaran lahan gambut.
Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, terutama selama musim kemarau.
BMKG memprediksi musim kemarau di wilayah Kalimantan Timur akan berlangsung mulai akhir Juni hingga Agustus 2025, dengan cuaca panas yang menyebabkan rerumputan kering dan mempercepat penyebaran api.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Ricky Setiawan