Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pembangunan Kolam Retensi di Cikupa Jadi Prioritas Pemkab Tangerang untuk Atasi Banjir Kawasan Cekungan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pembangunan Kolam Retensi di Cikupa Jadi Prioritas Pemkab Tangerang untuk Atasi Banjir Kawasan Cekungan
Foto: Bupati Tangerang, Banten Moch Maesyal Rasyid (sumber: Pemkab Tangerang)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Tangerang memulai pembangunan kolam retensi atau polder seluas 2.847 meter persegi di wilayah Cibadak, Kecamatan Cikupa, Banten, untuk mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan tersebut.

Polder ini dirancang dengan kapasitas penampungan air hingga 7.762 meter kubik dan menjadi bagian dari prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tangerang.

“Wilayah ini sudah terlalu lama menjadi langganan banjir karena kondisinya berada di cekungan, lebih rendah dari jalan maupun saluran air. Maka satu-satunya solusi adalah dengan membangun tandon air atau kolam retensi yang bisa menampung air dari tujuh desa sekitar,” ungkap Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansah Effendi.

Pembangunan kolam retensi ini dimulai pada bulan Juni 2025 dan ditargetkan selesai dalam enam bulan ke depan, tepatnya pada November 2025.

Fungsi Ganda Kolam Retensi

Kolam retensi ini memiliki kedalaman sekitar enam meter dan berfungsi sebagai tempat penampungan sementara saat debit air tinggi, terutama di musim hujan.

“Air yang tertampung di kolam retensi ini nantinya akan dialirkan secara bertahap ke saluran pembuangan air di wilayah Cimane, setelah muka air sungai kembali normal,” jelas Iwan.

Selain untuk menampung air hujan, kolam retensi ini juga akan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau dan alternatif sumber air baku.

Menurut Iwan, kolam ini juga dirancang sebagai bagian dari upaya konservasi air karena air dari pemukiman sekitar tidak bisa langsung dibuang ke sungai.

“Kolam ini menjadi tempat ‘parkir’ air sementara, karena air dari permukiman sekitar tidak bisa langsung dibuang ke sungai. Jarak dari kolam ke saluran pembuangan sekitar 600 meter, dan ini tentu memerlukan dukungan dari semua pihak,” ia mengungkapkan.

Kolaborasi Antar Pihak

Pemerintah Kabupaten Tangerang juga akan melibatkan pemilik lahan, pengembang, serta pemerintah desa dan kecamatan untuk membuka jalur air menuju saluran pembuangan.

Tujuan dari langkah ini agar penanganan banjir tidak bersifat parsial dan tidak memindahkan genangan ke wilayah lain.

“Harapan kami kepada masyarakat, perlu disadari bahwa banjir itu memang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Namun setidaknya, kita bisa kurangi durasi banjirnya, kita turunkan ketinggian genangannya. Dengan begitu, aktivitas masyarakat tetap bisa berjalan dan pelayanan publik dari pemerintah tetap bisa diberikan secara optimal,” pungkas Iwan.

Penulis :
Arian Mesa

Terpopuler