Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BKKBN Fokuskan Layanan KB di Daerah 3T dan Perbatasan untuk Peringati Harganas 2025

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

BKKBN Fokuskan Layanan KB di Daerah 3T dan Perbatasan untuk Peringati Harganas 2025
Foto: BKKBN Fokuskan Layanan KB di Daerah 3T dan Perbatasan untuk Peringati Harganas 2025(Sumber: ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.)

Pantau - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Nasional (BKKBN) akan memberikan pelayanan kontrasepsi keluarga berencana (KB) secara langsung di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dan perbatasan dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 yang jatuh pada 23 Juni mendatang.

Fokus Pelayanan di Daerah Prioritas

Kepala BKKBN menyatakan bahwa layanan KB tahun ini difokuskan di wilayah yang sulit dijangkau, termasuk Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Australia.

"Tanggal 23 Juni 2025 nanti kami akan melaksanakan pelayanan KB di 3T dan daerah perbatasan-perbatasan. Saya akan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, karena itu perbatasan dengan Australia, kemudian nanti ada yang di pinggir-pinggir, yang jelas prioritas pelayanan KB di 3T itu," ungkapnya.

Pelaksanaan Harganas 2025 juga dikatakan akan berlangsung secara sederhana namun berdampak nyata bagi masyarakat.

"Jadi jangan hiruk-pikuk saja, tetapi kalau bisa hiruk-pikuk yang berdampak dan memberikan pemahaman tentang tugas dan kewenangan Kemendukbangga/BKKBN itu seperti apa," tambahnya.

Strategi Berdasarkan Angka Kelahiran dan Kesadaran Masyarakat

Pelayanan KB disesuaikan dengan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) di masing-masing daerah.

TFR nasional saat ini menurut Badan Pusat Statistik (BPS) telah mendekati angka ideal, yaitu 2,18.

Namun Kepala BKKBN mengingatkan bahwa strategi pelayanan harus mempertimbangkan tren lokal.

"Kalau misal pertumbuhan penduduknya sudah sedikit, kita lihat TFR-nya misal sudah 1,8 atau 1,7, kita hati-hati, mana yang akan kita prioritaskan," jelasnya.

Di beberapa wilayah seperti DKI Jakarta yang TFR-nya sudah mencapai angka 1, layanan KB tetap diberikan di kantong-kantong tertentu karena tingginya kesadaran masyarakat.

"Ada beberapa yang angka TFR-nya sudah turun, di daerah-daerah tertentu misalnya DKI Jakarta ini kan sudah 1. Tetapi ada di kantong-kantong tertentu itu tetap kita lakukan metode kontrasepsi walaupun sudah 1, karena di kantong-kantong tertentu itu mereka masih butuh, mereka sudah sadar luar biasa tentang kesehatan reproduksi, tentang pentingnya KB," pungkasnya.

Penulis :
Balian Godfrey