
Pantau - Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, menilai pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai langkah strategis yang berpotensi memperluas kerja sama konkret, khususnya di sektor pertahanan, serta memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia.
Indonesia Perkuat Posisi Global Pasca Bergabung dengan BRICS
Amelia menegaskan bahwa kehadiran Presiden Prabowo sebagai tamu utama dalam forum internasional menunjukkan peningkatan posisi tawar Indonesia di panggung global, apalagi setelah resmi menjadi anggota penuh kelompok ekonomi BRICS.
Ia menyampaikan harapan agar pembicaraan strategis antara Prabowo dan Putin dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kerja sama nyata, yang mengedepankan kepentingan nasional dan memperkuat kemandirian bangsa, terutama dalam sektor pertahanan dan teknologi.
“Indonesia bukan hanya bagian dari arsitektur geopolitik baru, tapi juga berperan sebagai pembangun jembatan dan pembentuk aturan untuk menciptakan tatanan dunia yang damai, adil, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Amelia juga menekankan bahwa Komisi I DPR RI akan terus mengawal kebijakan luar negeri Indonesia agar tetap sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, berorientasi pada perdamaian dunia, dan kesejahteraan rakyat.
Rusia Siap Kerja Sama Nuklir dan Teknologi Canggih
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto disambut secara resmi oleh Presiden Vladimir Putin di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, pada 18–20 Juni 2025 sebagai bagian dari agenda kunjungan luar negeri perdananya sejak dilantik.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Putin menyampaikan kesiapan Rusia menjalin kerja sama nuklir dengan Indonesia untuk tujuan damai.
Selain itu, Rusia juga menunjukkan minat besar untuk memperluas kemitraan di bidang teknologi canggih sebagai bagian dari penguatan hubungan strategis kedua negara.
Amelia Anggraini memberikan apresiasi terhadap langkah diplomasi aktif Presiden Prabowo yang dinilai mampu membawa Indonesia berperan lebih besar dalam tatanan global baru, khususnya di tengah rivalitas antara blok G7 dan kekuatan baru seperti BRICS.
Menurutnya, Indonesia harus terus menjaga posisi sebagai kekuatan non-blok yang mampu menjembatani kepentingan global secara adil dan seimbang.
- Penulis :
- Balian Godfrey