Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemenkes: 356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Tantangan Masih Besar Menuju Target 95-95-95 di 2030

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Kemenkes: 356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Tantangan Masih Besar Menuju Target 95-95-95 di 2030
Foto: Kemenkes: 356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Tantangan Masih Besar Menuju Target 95-95-95 di 2030(Sumber: ANTARA/Mecca Yumna)

Pantau - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) telah ditemukan dari estimasi total 564.000 ODHIV yang hidup di Indonesia per Maret 2025, menunjukkan masih besarnya tantangan dalam mencapai target eliminasi HIV/AIDS nasional.

Tingkat Supresi Virus Masih Rendah, Target Global Belum Tercapai

Dari jumlah yang telah ditemukan, sekitar 67 persen atau 239.819 orang sedang menjalani pengobatan antiretroviral (ARV).

Namun, hanya sekitar 55 persen atau 132.575 dari mereka yang berhasil mencapai supresi virus.

"Ini mulai dari penemuan kasusnya juga kita masih menjadi tantangan dan tidak jarang ada yang menghilang saat di-follow up, menyebabkan ODHIV hidup dan tahu statusnya itu jadi belum ditemukan 95 persen," ungkap Kemenkes.

Target global 95-95-95 pada 2030, yang merupakan bagian dari komitmen mengakhiri epidemi AIDS dan infeksi menular seksual (IMS), menetapkan bahwa:

  • 95 persen ODHIV tahu statusnya
  • 95 persen dari mereka menjalani pengobatan
  • 95 persen dari yang dalam pengobatan berhasil mencapai supresi virus

"Supresi itu artinya virus orang tersebut tidak menularkan lagi. Walaupun virusnya masih ada," jelas Kemenkes.

Selain itu, Indonesia juga mengusung target Three Zeroes: nol infeksi baru, nol kematian akibat AIDS, dan nol stigma serta diskriminasi terhadap penderita.

Sebaran Kasus Berasal dari Beragam Populasi, Edukasi Jadi Kunci Pencegahan

Sebanyak 37 persen ODHIV yang ditemukan berasal dari populasi kunci, yaitu laki-laki seks laki-laki (LSL), wanita pekerja seks (WPS), pengguna napza suntik (penasun), serta waria atau transgender.

Sebanyak 36,7 persen berasal dari populasi umum seperti orang dengan imun rendah, penderita tuberkulosis (TB), hepatitis, ibu hamil, dan warga binaan.

Sementara itu, 10,8 persen berasal dari populasi khusus seperti calon pengantin, dan 15,3 persen berasal dari populasi rentan seperti pasangan populasi kunci dan anak dari ibu HIV positif.

Kemenkes saat ini menggiatkan empat pilar utama penanggulangan HIV: pencegahan, surveilans, penanganan kasus, dan promosi kesehatan masyarakat.

Untuk pencegahan di masyarakat umum, diterapkan formula ABCDE:

  • Abstinence: tidak melakukan hubungan seksual sebelum waktunya
  • Be faithful: setia pada pasangan
  • Condom: menggunakan kondom
  • Drugs: menghindari narkoba suntik
  • Education: edukasi menyeluruh dan berkelanjutan

Kemenkes juga mengajak masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri, karena deteksi dini menjadi kunci pengendalian penyebaran virus.

Pelatihan tenaga kesehatan serta edukasi publik juga dilakukan untuk menghapus stigma.

"HIV, IMS itu bukan masalah moral, tapi itu adalah masalah kesehatan. Seperti kita lihat tadi, itu bisa mengenai semua usia kok, dari 0 sampai lansia. Dan dia bisa mengenai seluruh lapisan masyarakat," tegas Kemenkes.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Balian Godfrey