HOME  ⁄  Nasional

Muhammadiyah Tegaskan Empat Peran Besar Bung Karno yang Diakui Dunia: Proklamator hingga Pembaharu Pemikiran Islam

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Muhammadiyah Tegaskan Empat Peran Besar Bung Karno yang Diakui Dunia: Proklamator hingga Pembaharu Pemikiran Islam
Foto: Muhammadiyah Tegaskan Empat Peran Besar Bung Karno yang Diakui Dunia: Proklamator hingga Pembaharu Pemikiran Islam(Sumber: ANTARA/HO-Humas PP Bamusi.)

Pantau - Ketua Dewan Pakar MPKSDI PP Muhammadiyah, Muhammad Amin Abdullah, menegaskan empat peran besar Bung Karno yang membuatnya dihormati di panggung internasional. Pernyataan ini disampaikan dalam haul ke-55 Bung Karno yang digelar oleh DPP PDI Perjuangan bersama PP Baitul Muslimin Indonesia.

Empat Peran Bung Karno: Proklamator, Penggali Pancasila, Presiden Pertama, dan Pembaharu Islam

Muhammad Amin Abdullah menyebut bahwa Bung Karno dikenal dunia melalui peran 4P, yakni proklamator, penggali Pancasila, presiden pertama, dan pembaharu pemikiran keislaman.

“Dengan P pertama (proklamator), Bung Karno dikenal dunia sebagai tokoh yang bukan hanya memerdekakan Indonesia, tapi juga dalam 10 tahun kepemimpinannya di negara kita ia mendorong 49 negara-negara terjajah di Asia dan Afrika untuk sama-sama merdeka,” ungkapnya.

Sebagai penggali Pancasila, Bung Karno dipandang sebagai pemikir besar dari Dunia Timur yang dikagumi para pemimpin dunia.

Pidato Bung Karno yang mengguncang forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berjudul "To Build The World a New" pada 30 September 1960, menjadi simbol kontribusinya bagi perdamaian dan keadilan global.

Peran ketiga, sebagai presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno berhasil memimpin negara besar dengan 90 juta penduduk saat proklamasi tahun 1945.

Peran keempat, Bung Karno dikenang sebagai pembaharu pemikiran keislaman yang mendorong umat Islam untuk memahami agama secara rasional dan progresif.

Ia mengajak umat untuk meninggalkan praktik taklid serta mengkritisi gelar kehormatan semisal sayyid karena semua manusia dianggap sederajat.

Bung Karno juga menolak konsep khalifah yang kini muncul kembali sebagai gagasan khilafah, karena dinilai tidak sejalan dengan semangat keindonesiaan dan persatuan bangsa.

Relevansi Pemikiran Bung Karno untuk Masa Kini

Muhammadiyah menilai bahwa pemikiran Bung Karno masih sangat relevan dalam menjawab tantangan keberagamaan masa kini.

Konsep Islam inklusif dan nasionalisme religius yang diusungnya dinilai menjadi fondasi penting dalam menjaga kohesi sosial dan keutuhan bangsa Indonesia yang majemuk.

Pemikiran tersebut sejalan dengan semangat Muhammadiyah dalam membangun masyarakat Islam berkemajuan yang terbuka, toleran, dan menjunjung tinggi nilai persatuan.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Tria Dianti