
Pantau - Komisi VI DPR RI menekankan pentingnya peran strategis PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dalam pembangunan digital nasional, bukan hanya sebagai entitas komersial, tetapi juga sebagai motor penggerak pemerataan akses dan kedaulatan digital di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, menyampaikan bahwa Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki tanggung jawab besar dalam menjawab tantangan digital yang semakin kompleks.
"Telkom harus menjadi lokomotif pembangunan digital nasional. Perusahaan ini tidak bisa hanya mengejar sisi komersial, tapi juga harus hadir untuk menjawab tantangan inklusi digital, perlindungan data, dan kedaulatan digital di wilayah 3T," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama jajaran direksi Telkom.
Dian Siswarini Jadi Direktur Utama Baru Telkom
Rapat tersebut juga menjadi momentum perkenalan resmi Direktur Utama Telkom Indonesia yang baru, Dian Siswarini.
Dian ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2025, menggantikan Ririek Adriansyah yang telah memimpin sejak tahun 2019.
Dian Siswarini menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Utama Telkom dan sebelumnya dikenal sebagai Presiden Direktur XL Axiata.
Anggia menyambut baik kepemimpinan baru ini dan menaruh harapan besar terhadap visi transformasi Telkom di bawah nahkoda baru.
"Kami berharap jajaran pimpinan yang baru dapat membawa visi dan semangat baru untuk menjadikan Telkom sebagai perusahaan digital kelas dunia yang adaptif, kompetitif, dan tetap berpihak kepada kepentingan nasional," ia mengungkapkan.
Laporan Kinerja dan Fokus Investasi Digital
Dalam laporan kinerja triwulan I tahun 2025, Telkom mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun, mengalami penurunan 2,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih turut mengalami penurunan dari Rp6,05 triliun menjadi Rp5,8 triliun, mencerminkan tekanan dari persaingan pasar dan perubahan perilaku konsumen.
Meskipun demikian, EBITDA perusahaan masih berada di angka Rp18,2 triliun dengan margin 49,8 persen.
Telkom juga tetap menunjukkan komitmen terhadap penguatan infrastruktur digital dengan alokasi belanja modal (capex) sebesar Rp5 triliun.
Lebih dari separuh dana capex tersebut digunakan untuk memperkuat jaringan fiber optic, menara BTS, serta pengembangan konektivitas internasional seperti satelit dan kabel bawah laut.
Namun demikian, Telkom mengalami penurunan pengguna aktif layanan mobile sebanyak 578 ribu pelanggan dan Average Revenue Per User (ARPU) turun 3,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Komitmen Transformasi dan Keadilan Digital
Anggia Erma Rini kembali menekankan pentingnya transformasi Telkom yang menyeluruh dan bukan sekadar simbolik.
"Dunia berubah sangat cepat. Tantangan bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari pemain global yang membawa modal besar dan teknologi mutakhir. Telkom harus lebih berani dan inovatif dalam menjawab disrupsi ini," ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran Telkom dalam mendukung keadilan sosial melalui pemerataan akses digital dan perlindungan data pribadi.
"Kalau dulu kebutuhan pokok itu sandang, pangan, papan, hari ini kita harus menambahkan satu lagi, paket data. Ini bukan hanya tentang koneksi, tapi juga tentang keadilan sosial digital. Kita adalah mitra strategis. Kita harus saling mendukung dan memastikan bahwa Telkom tidak hanya menjadi perusahaan yang besar, tetapi juga perusahaan yang relevan dan berpihak kepada rakyat Indonesia," tegasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa