Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kaum Muda Lintas Iman dan Disabilitas Serukan Keadilan Iklim Lewat Aksi Jalan Damai di Jakarta

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kaum Muda Lintas Iman dan Disabilitas Serukan Keadilan Iklim Lewat Aksi Jalan Damai di Jakarta
Foto: Kaum Muda Lintas Iman dan Disabilitas Serukan Keadilan Iklim Lewat Aksi Jalan Damai di Jakarta(Sumber: ANTARA/HO-Muhammadiyah)

Pantau - Sekitar 50 peserta dari berbagai latar belakang agama dan disabilitas mengikuti aksi damai bertajuk Walk for Peace and Climate Justice yang digelar oleh Eco Bhinneka Muhammadiyah, HIDIMU Pusat, dan GreenFaith di Jakarta, Ahad (6/7).

Aksi ini bertujuan mengkampanyekan bahwa keadilan iklim adalah hak semua manusia, termasuk penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

Rute Damai Lintas Iman, Simbol Solidaritas Krisis Iklim

Aksi dimulai dari Gereja Katedral Jakarta, melewati Terowongan Silaturahim, Masjid Istiqlal, dan berakhir di Pura Adhitya Jaya Rawamangun.

Tiga rumah ibadah yang dilewati menjadi simbol toleransi, kerukunan, dan solidaritas lintas iman dalam menghadapi krisis iklim.

“Perdamaian akan terwujud bila keadilan lingkungan dan sosial dirasakan oleh semua warga, termasuk difabel dan kelompok rentan,” ungkap panitia aksi.

Di Terowongan Silaturahim, para peserta membacakan Deklarasi Orang Muda Lintas Iman untuk Keadilan Iklim dan Gender.

Deklarasi Empat Komitmen untuk Bumi yang Setara

Deklarasi tersebut memuat empat poin komitmen utama:

Transformasi ekologis yang inklusif, seperti perluasan ruang hijau, energi bersih, dan pengelolaan sampah komunitas.

Penguatan kepemimpinan inklusif dalam aksi iklim, termasuk ruang aman dan kepemimpinan setara gender.

Solidaritas lintas iman untuk bumi, seperti jejaring rumah ibadah ramah lingkungan dan edukasi nilai spiritual.

Perlindungan kelompok rentan, khususnya difabel, dalam menghadapi dampak krisis iklim.

“Pembacaan deklarasi di Terowongan Silaturahim menjadi penanda kuat komitmen bersama untuk menjadikan toleransi, keadilan sosial, dan keadilan iklim sebagai fondasi gerakan kolektif lintas iman,” terang perwakilan peserta.

Aksi ini menegaskan bahwa perubahan iklim tidak boleh direspons secara eksklusif, tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali.

“Walk for Peace and Climate Justice bukan hanya simbol, tetapi langkah awal membangun harapan di tengah krisis. Inilah jubile, tahun pengharapan, yang harus kita isi bersama dengan aksi nyata,” tutup panitia.

Penulis :
Aditya Yohan