Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamen LH Soroti Relevansi Nilai Islam Imam Bukhari dengan Isu Lingkungan dalam Kegiatan Penanaman Pohon

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamen LH Soroti Relevansi Nilai Islam Imam Bukhari dengan Isu Lingkungan dalam Kegiatan Penanaman Pohon
Foto: Wamen LH Soroti Relevansi Nilai Islam Imam Bukhari dengan Isu Lingkungan dalam Kegiatan Penanaman Pohon(Sumber: ANTARA/HO-KLH.)

Pantau - Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH), Diaz Hendropriyono, menegaskan bahwa nilai-nilai Islam yang dibawa oleh Imam Bukhari sangat relevan dengan isu lingkungan hidup saat ini.

"Saya ingat ada satu hadis dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa setiap pohon yang ditanam seorang Muslim dan memberi manfaat bagi manusia maupun binatang akan dihitung sebagai sedekah. Ini adalah pelajaran spiritual yang sangat relevan dengan tugas kita di KLH dan BPLH", ungkap Diaz.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Diaz menghadiri kegiatan penanaman pohon sebagai bagian dari pelestarian lingkungan dan penghormatan terhadap warisan keilmuan Imam Bukhari.

Penghormatan terhadap Imam Bukhari dan Persahabatan Internasional

Kegiatan penanaman pohon diselenggarakan oleh Pusat Riset Perawi Hadits Shahih dan Kajian Islam UIN Syarif Hidayatullah bersama Imam Bukhari International Scientific Research Center dari Uzbekistan, pada Sabtu (5/7) di Bogor, Jawa Barat.

Diaz mengapresiasi sosok Imam Bukhari sebagai ulama besar yang dihormati di Indonesia dan dunia Islam.

Ia menyoroti dedikasi Imam Bukhari yang sejak usia muda telah berkeliling dunia Islam dan mengumpulkan lebih dari 600 ribu hadits.

"Imam Bukhari adalah satu dari enam imam hadis yang paling dihormati di Indonesia. Beliau bepergian ke Baghdad, Tuva, Madinah, Makkah, hingga Suriah untuk menyusun karya monumental", jelas Diaz.

Apresiasi Diaz disambut hangat oleh delegasi Uzbekistan yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Duta Besar Uzbekistan, Oybek Eshonov, menyatakan kekagumannya atas pengetahuan Diaz terhadap sejarah hubungan Indonesia-Uzbekistan, khususnya kunjungan Presiden Soekarno ke Uzbekistan pada tahun 1956.

Kunjungan tersebut menjadi dasar bagi pemugaran makam Imam Bukhari atas permintaan langsung Presiden Soekarno kepada Nikita Kruschev, pemimpin Uni Soviet saat itu.

Davron Makhsudov dari Imam Bukhari International Research Center mengumumkan rencana pembangunan Taman Bung Karno di kompleks pusat riset tersebut di Samarkand.

" Kami berharap Pemerintah Indonesia dapat menyumbangkan pohon-pohon untuk ditanam di taman ini sebagai simbol persahabatan dan komitmen terhadap lingkungan", ujarnya.

Penulis :
Aditya Yohan