
Pantau - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menyatakan dukungannya terhadap langkah diplomasi aktif Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-17 BRICS 2025 yang digelar di Brasil.
Ia menyebut forum BRICS sebagai jembatan strategis antara negara-negara dari timur dan barat untuk merespons tantangan global bersama.
Dukungan terhadap Komitmen Iklim dan Energi Terbarukan
Eddy menyatakan mendukung penuh sikap Indonesia dalam forum tersebut, terutama terkait isu perubahan iklim.
"Mendukung penuh sikap RI dalam KTT BRICS yang menjadi jembatan persatuan dari berbagai negara dari timur maupun barat untuk mempersiapkan aksi kolektif menghadapi tantangan global seperti kemiskinan, terorisme dan tentu juga menghadapi ancaman krisis iklim," ungkapnya.
Ia juga mendukung komitmen Presiden RI Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa Indonesia akan berperan aktif dalam upaya global menanggulangi perubahan iklim.
Selain itu, Eddy mendorong transisi menuju energi hijau dan terbarukan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan Indonesia.
Menurutnya, forum BRICS merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk menyuarakan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan adil.
"Indonesia dapat mengambil peran untuk memimpin inisiatif agar transisi energi dan pembangunan hijau tetap mempertimbangkan keadilan bagi negara-negara berkembang," ia mengungkapkan.
Peluang Pendanaan Hijau dan Peran Strategis Indonesia
Sebagai anggota Komisi XII DPR RI, Eddy juga menyoroti peluang strategis Indonesia dalam memperoleh pendanaan hijau melalui New Development Bank (NDB).
"Semoga di antara hasil atau oleh-oleh KTT BRICS ini nantinya adalah komitmen dari negara-negara mitra maupun dari NDB untuk membiayai proyek-proyek hijau di Indonesia yang diiringi dengan transfer of knowledge untuk pengembangan energi terbarukan," ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto dalam forum tersebut menegaskan dukungan Indonesia terhadap arah kerja sama BRICS 2025 yang tertuang dalam "Leaders' Declaration".
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menekankan bahwa fokus utama dari kesepakatan BRICS 2025 adalah penguatan multilateralisme, pembangunan berkelanjutan, dan transisi energi yang adil dan inklusif.
"Kemudian yang ketiga tentu terkait dengan climate change dan promoting sustainable yang fair and inclusive development," ujar Airlangga dalam keterangannya.
Negara-negara BRICS secara keseluruhan sepakat bahwa upaya menuju transisi energi harus mempertimbangkan prinsip keadilan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
- Penulis :
- Shila Glorya