
Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyatakan pembentukan Bursa Renewable Energy Certificate (REC) merupakan langkah strategis dan inovatif dalam mendorong kemajuan perdagangan komoditas nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi hijau global.
Peluncuran Bursa REC Perkuat Ekosistem Komoditas Berjangka
Pernyataan tersebut disampaikan Dyah Roro dalam peluncuran Bursa REC yang digelar bertepatan dengan peringatan hari jadi ke-16 PT Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) dan PT Indonesia Clearing House (ICH) di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Ia menyebut kehadiran Bursa REC akan memperkaya jenis produk yang diperdagangkan, menarik minat investor baru, serta memperluas kontribusi Indonesia dalam pasar energi terbarukan dunia.
"REC menjadi instrumen penting untuk menunjukkan bahwa energi yang digunakan oleh pelaku usaha berasal dari sumber energi baru terbarukan, seperti matahari, air, angin, dan biomassa," ujarnya.
REC merupakan sertifikat yang menunjukkan volume listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan, sesuai standar nasional maupun internasional.
Dorong Transisi Energi dan Sinergi Pengawasan PBK
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya, menyatakan peluncuran REC di Bursa Komoditas menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem perdagangan berjangka komoditi nasional.
Ia juga menyoroti peralihan pengawasan aset keuangan digital dan derivatif dari Bappebti ke Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Tirta menegaskan bahwa sinergi antar-lembaga pengawas diperlukan untuk menjaga integritas pasar, melindungi masyarakat, serta mendorong inovasi keuangan yang terkendali dan berkelanjutan.
Data Bappebti menunjukkan nilai transaksi perdagangan berjangka komoditi (Notional Value) sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai Rp18.969,3 triliun atau meningkat 50,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, volume transaksi tercatat 5.956.457,1 lot, naik 3,6 persen dibandingkan Januari–Mei 2024.
- Penulis :
- Aditya Yohan