Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kepala Bappenas: Statistik Harus Berpijak pada Kemanusiaan, Bukan Sekadar Angka

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kepala Bappenas: Statistik Harus Berpijak pada Kemanusiaan, Bukan Sekadar Angka
Foto: Kepala Bappenas: Statistik Harus Berpijak pada Kemanusiaan, Bukan Sekadar Angka(Sumber: ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas/am.)

Pantau - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa statistik yang benar dan baik harus berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan, bukan semata urusan teknis dan angka.

Pembangunan Nasional Harus Berdasar Nilai Kemanusiaan

Pernyataan ini disampaikan Rachmat saat Peluncuran Desain Besar Pembangunan Kependudukan 2025–2045 di Gedung Bappenas, Jakarta.

Ia menekankan bahwa pembangunan nasional sejatinya adalah pembangunan manusia, yang meliputi sektor pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan warga negara.

Menurutnya, pembangunan penduduk harus membawa perubahan positif secara berkelanjutan agar menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Kemerdekaan kita, seperti kata Mohammad Hatta, tujuannya agar rakyat bahagia,” ujarnya.

Rachmat menyampaikan bahwa kesejahteraan saja belum cukup jika tidak membawa kebahagiaan.

Sebaliknya, kebahagiaan bisa memberikan kekuatan besar bagi masyarakat untuk menyelesaikan banyak persoalan dalam hidupnya.

Ia menegaskan bahwa statistik yang baik bukan hanya memotret realitas dalam angka, tetapi harus mengandung nilai keberpihakan terhadap warga negara.

Fokus Utama: Menghapus Ketimpangan, Mewujudkan Keadilan

Rachmat menyampaikan bahwa tidak boleh ada satu pun warga yang tertinggal dalam pembangunan.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi memang penting, namun menghilangkan ketimpangan jauh lebih penting.

“Tujuan pembangunan nasional kita adalah menciptakan keadilan terlebih dahulu, baru kemudian kemakmuran,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini Indonesia masih merasakan kemakmuran yang tidak merata, dengan banyak warga yang belum menikmati hasil pembangunan.

Dalam kesempatan tersebut, Rachmat juga meminta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, untuk memastikan agar kebijakan kependudukan mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk sekaligus memakmurkan dan memperlakukan warga negara secara adil.

Menurutnya, kebahagiaan warga negara harus menjadi tujuan akhir pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.

Ia menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa kebahagiaan adalah kombinasi antara kesenangan, emosi positif, dan kehidupan yang bermakna dan memuaskan.

Penulis :
Aditya Yohan