
Pantau - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah menyiapkan skema Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk menjangkau anak-anak yang mengalami kendala akses pendidikan, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
PJJ dirancang sebagai solusi fleksibel dan inklusif bagi anak-anak yang mengalami hambatan ekonomi, geografis, sosial, maupun yang menjadi tulang punggung keluarga.
Fokus Kurangi Anak Tidak Sekolah dan Kembangkan Akses Inklusif
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, menyatakan bahwa PJJ merupakan strategi untuk menurunkan angka anak tidak sekolah (ATS) yang saat ini berjumlah sekitar 3,9 juta jiwa.
“PJJ dipilih sebagai strategi karena dia juga menjangkau luas, fleksibel dan inklusif. Dan juga kita bisa mengatasi keterbatasan tenaga pendidik dan sarana, biaya, dan tentu ini juga relevan dengan kondisi saat ini,” ungkapnya.
PJJ juga dirancang untuk merespons situasi khusus, seperti keterbatasan geografis, keterbatasan ekonomi, dan bahkan konteks lintas negara.
Disiapkan Bertahap Hingga 2029, Dimulai dengan Pilot Project
Kemendikdasmen telah menyusun peta jalan PJJ hingga tahun 2029.
Pada 2025, fokus diarahkan pada pengembangan infrastruktur pendukung.
Tahun 2026 akan diisi dengan pelatihan guru dan pengembangan modul pembelajaran.
Implementasi PJJ secara bertahap akan dimulai pada 2027.
Sistem penilaian dan evaluasi dikembangkan pada 2028, sementara konsolidasi dan pengembangan lanjutan dilakukan pada 2029.
Tahun ini, PJJ telah mulai diimplementasikan melalui pilot project di Malaysia bagian Timur (Kalimantan) dengan menyasar anak-anak Warga Negara Indonesia yang tinggal di wilayah tersebut.
Pilot project ini melibatkan kerja sama antara Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Kota Kinabalu, SMAN 2 Padalarang (Jawa Barat), dan Universitas Terbuka.
Total peserta perdana PJJ untuk tahun ajaran 2025/2026 berjumlah 93 orang.
Berbeda dari Daring saat Pandemi, PJJ Gunakan LMS dan Modul
Tatang menegaskan bahwa PJJ berbeda dari pembelajaran daring saat pandemi COVID-19 dan juga tidak sama dengan Sekolah Terbuka.
PJJ akan menggunakan sistem manajemen pembelajaran atau Learning Management System (LMS) dan modul pembelajaran sebagai media utama.
Dengan pendekatan ini, PJJ diharapkan dapat menjangkau kelompok sasaran secara lebih efektif tanpa keterikatan pada kehadiran fisik guru atau keterbatasan teknologi tinggi.
- Penulis :
- Aditya Yohan