
Pantau - Sekolah Terpadu Sedaya Bintang menyatakan kesiapannya memberikan pengalaman belajar otentik bagi peserta didik baru pada tahun ajaran 2025/2026 dengan mengusung pendekatan holistik berbasis nilai, trilingual, dan STEAM.
Fokus pada Pendidikan Karakter, STEAM, dan Trilingual
Ketua Yayasan Pendidikan Sedaya Bintang, Soegianto Nagaria, mengungkapkan bahwa pada tahap pertama pembukaan tahun ajaran ini, sekolah telah membuka kelas untuk jenjang Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD).
"Pada tahap 1 (pembukaan tahun ajaran 2025/2026) ini, kami telah membuka kelas untuk jenjang Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD)," jelasnya dalam keterangan di Jakarta.
Sekolah Terpadu Sedaya Bintang mengembangkan kurikulum dengan afiliasi bersama Sekolah Terpadu Pahoa, dengan menekankan pada tiga pilar utama: pendidikan budi pekerti berlandaskan nilai Pancasila dan ajaran Konfusius, program trilingual (Mandarin, Inggris, Indonesia), serta pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts & Mathematics).
Pembelajaran dilakukan dengan konsep edukasi holistik yang menyeimbangkan pengembangan potensi siswa dari sisi intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual.
Lingkungan Belajar Interaktif dan Guru Berkualitas Internasional
Lingkungan belajar dirancang dengan berbagai learning corners yang menstimulasi rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, literasi, keterampilan sosial, dan spasial anak.
Untuk jenjang SD, disediakan vertical collaborative board guna mendorong kolaborasi, berbagi ide, serta melatih komunikasi dan pemikiran kritis secara aktif.
Executive Director Unit Edukasi PT Summarecon Agung Tbk, Aida Halim, menuturkan bahwa program peningkatan kompetensi guru dijalankan secara terstruktur dan berkelanjutan.
Pelatihan melibatkan pakar internasional seperti Prof. Pei-Jung Lin dan Yeap Ban Har, disertai dengan praktik langsung, coaching on-site, serta penguatan Community of Practice (CoP) bagi guru untuk berbagi praktik terbaik.
"Pendekatan ini diharapkan mampu membentuk ekosistem pembelajaran yang berfokus pada penguatan akademik, pengembangan karakter, serta kompetensi abad ke-21 (Critical Thinking, Communication, Creativity, dan Collaboration) ke dalam seluruh aspek pembelajaran," ujarnya.
Bangunan Ramah Lingkungan dan Edukasi Berbasis Alam
Desain bangunan sekolah memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara melalui banyak bukaan demi menciptakan suasana belajar yang sehat dan nyaman.
Sekolah juga dilengkapi roof garden sebagai ruang praktik berkebun agar anak-anak tumbuh dekat dengan alam.
Selain itu, kegiatan eco learning diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui aktivitas seperti urban farming and plant nursery, bird conservation lake, dan edukasi pengelolaan sampah (waste management education), guna membentuk kesadaran lingkungan sejak dini.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti