Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tingkat Kemiskinan Jawa Tengah Turun Jadi 9,48 Persen, Gus Yasin Dorong Penguatan Kolaborasi Antar-Instansi

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Tingkat Kemiskinan Jawa Tengah Turun Jadi 9,48 Persen, Gus Yasin Dorong Penguatan Kolaborasi Antar-Instansi
Foto: Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (sumber: Pemprov Jateng)

Pantau - Tingkat kemiskinan di Jawa Tengah menurun menjadi 9,48 persen pada Maret 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi setempat.

Penurunan ini dibandingkan periode September 2024 yang mencatatkan angka sebesar 9,58 persen, atau terjadi penurunan sebesar 0,10 persen poin.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari intervensi di berbagai sektor.

Upaya Intervensi dan Pembenahan Data

"Kemiskinan itu, kan indikatornya banyak. Dari indikator-indikator yang ada itu, sudah kita kerjakan semuanya," ungkapnya.

Ia menekankan bahwa pengentasan kemiskinan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, hingga bantuan untuk rumah tidak layak huni (RTLH).

Namun demikian, penurunan tersebut dinilai belum cukup dan masih membutuhkan penguatan kolaborasi lintas sektor agar capaian lebih optimal.

"Salah satunya sesuai dengan arahan dari Menteri Sosial yang menyebut ada perubahan dari DTKS menjadi DT-SEN atau Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional. Nah, perubahan-perubahan ini harus kita kawal," ia mengungkapkan.

Gus Yasin menyoroti pentingnya pembenahan sistem data sebagai dasar pengambilan kebijakan yang tepat sasaran dalam penanganan kemiskinan.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dan elemen lain juga menjadi bagian penting dalam mempercepat pembangunan dan pengentasan kemiskinan di daerah.

Keterlibatan Lintas OPD Ditekankan

"Ketika kita sudah menemukan satu keluarga, harus dilihat keluarganya sakit atau tidak, kondisinya bagaimana, anaknya bagaimana, sekolahnya bagaimana. Kalau belum ada (intervensi), maka ego sektoral ini yang harus kita hilangkan, kita tanggalkan," tegasnya.

Menurutnya, pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya dibebankan pada satu dinas tertentu karena mencakup banyak aspek kehidupan masyarakat.

Ia menekankan perlunya tanggung jawab kolektif dari seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terhadap seluruh indikator kemiskinan.

"Maka indikator-indikator kemiskinan ini harus kita titipkan di setiap organisasi perangkat daerah (OPD). Sehingga ketika ada penemuan di satu indikator, mereka juga harus mendatangi indikator yang lain," katanya.

Data Terbaru Kemiskinan Jawa Tengah

Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2025 tercatat sebanyak 3,37 juta orang, atau berkurang 29,65 ribu orang dibanding September 2024.

Di wilayah perkotaan, persentase penduduk miskin turun dari 9,71 persen pada Maret 2024 menjadi 9,10 persen pada Maret 2025.

Jumlahnya menurun dari 1,84 juta orang menjadi 1,75 juta orang, atau berkurang sekitar 88,79 ribu orang.

Sementara di perdesaan, persentase penduduk miskin turun dari 11,34 persen menjadi 9,92 persen dalam kurun waktu yang sama.

Jumlahnya berkurang dari 1,87 juta orang menjadi 1,62 juta orang.

Penulis :
Shila Glorya