
Pantau - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dibarengi integritas, kerja keras, dan orientasi kebangsaan adalah fondasi utama bagi Indonesia untuk menjadi negara maju dan mandiri.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kuliah umum strategis di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Selasa (29 Juli 2025).
"Orang-orang yang hidup di negara maju memiliki penguasaan sains teknologi, leadership, dan yang ketiga, integritas. Itu yang selalu dan harus dicari di bangsa kita. Orang-orang yang betul-betul tahu, bisa kerja keras, punya integritas. Jarang ketiga hal ini menempel pada satu individu," ujar Brian.
Iptek sebagai Pengungkit Asta Gatra dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan
Brian menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia unggul merupakan bagian dari penguatan Asta Gatra, yang mencakup trigatra (geografi, demografi, kekayaan alam) dan pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan).
Ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi kekuatan pengungkit dalam memperkuat seluruh aspek Asta Gatra tersebut.
Ia juga menyoroti pentingnya memperkuat kapasitas teknologi dan talenta nasional sebagai landasan menuju transformasi ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy).
"Dengan potensi sumber daya alam strategis seperti nikel dan tembaga, Indonesia memiliki peluang besar untuk melakukan hilirisasi dan lompatan industrialisasi bernilai tambah tinggi," jelasnya.
Brian optimistis bahwa arah transformasi ini akan meningkatkan daya saing dan membawa Indonesia menuju kemandirian ekonomi berkelanjutan.
Kampus, Industri, dan Pemerintah Harus Bersinergi
Dalam mendorong arah tersebut, pendidikan nasional menurutnya tidak boleh hanya bersifat formalitas, tetapi harus menekankan pada substansi dan pembentukan karakter nasional.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara kampus, industri, dan pemerintah dalam mendorong riset serta hilirisasi teknologi.
Budaya ilmiah, literasi membaca, dan kemampuan berpikir analitik di kalangan generasi muda harus ditumbuhkan secara serius.
"Dalam ketidakpastian global, kita tidak boleh pasif. Kita harus tampil sebagai kekuatan sains dan teknologi baru," tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Kementerian akan menyelenggarakan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025.
Forum strategis ini dirancang untuk memperkuat sinergi lintas sektor, menyelaraskan arah riset nasional, dan mempercepat hilirisasi inovasi di berbagai bidang.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf