
Pantau - Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, menyatakan bahwa batu bara tetap menjadi bagian penting dalam proses transisi menuju energi baru terbarukan (EBT), meskipun penggunaannya akan dibuat semakin ramah lingkungan.
Hal tersebut disampaikan Tri dalam acara Energi Mineral Festival 2025 yang digelar di Jakarta pada Kamis, 31 Juli 2025.
"Untuk energi baru terbarukan bisa tetap berkembang, energi batu bara pun diupayakan lebih ramah lingkungan. Keduanya berjalan paralel," ungkapnya.
Target Peningkatan Porsi Energi Terbarukan
Tri menjelaskan bahwa pengembangan EBT saat ini dilakukan berdasarkan Peta Jalan Investasi Energi Nasional serta Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah disahkan pemerintah.
Menurutnya, setelah tahun 2030, porsi EBT dalam bauran energi nasional ditargetkan mencapai 70 persen.
Namun, untuk jangka pendek, sekitar 40 persen bauran energi nasional saat ini masih mengandalkan batu bara sebagai sumber utama.
"Harapannya ke depan, semakin lama energi yang kita gunakan semakin ramah lingkungan," ujarnya.
Tri menambahkan bahwa penggunaan batu bara tetap dilakukan dengan pendekatan teknologi rendah emisi seperti carbon capture and storage (CCS), serta pengembangan pembangkit listrik rendah karbon lainnya.
"Akan tetapi, sektor batu bara yang masih kita andalkan tetap digunakan dengan teknologi seperti carbon capture and storage (CCS), serta pembangkit listrik rendah karbon lainnya. Sehingga pemanfaatannya bisa optimal dan juga masyarakat bisa menikmati energi yang murah," jelasnya.
Pemerataan Energi dan Tantangan Akses Listrik
Tri juga mengungkapkan masih terdapat sekitar 5.400 desa yang belum teraliri listrik secara memadai di Indonesia.
Selain itu, masih ada sejumlah daerah yang mengalami keterbatasan pasokan bahan bakar minyak.
"Ini menjadi tantangan besar dalam pemerataan energi nasional. Masyarakat Indonesia berhak menikmati energi yang murah dan terjangkau," tegasnya.
Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mewujudkan kemandirian dan pemerataan energi di seluruh wilayah Indonesia.
"Transisi energi adalah sebuah keniscayaan, dilakukan secara bertahap, realistis, dan inklusif. Gasifikasi, batu bara adalah solusi jangka menengah untuk memastikan energi terjangkau dan berkelanjutan. Pemerintah pun berkomitmen untuk mempercepat adopsi energi baru terbarukan," pungkasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya