Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wayan Balik Mustiana Sulap Halaman Rumah Jadi "Teba Modern", Solusi Ramah Lingkungan dari Gianyar

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Wayan Balik Mustiana Sulap Halaman Rumah Jadi "Teba Modern", Solusi Ramah Lingkungan dari Gianyar
Foto: (Sumber: Sejumlah pemulung memungut sampah dan alat berat dikerahkan untuk meratakan tumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, Bali, Senin (28/7/2025). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Pantau - I Wayan Balik Mustiana, warga Desa Adat Cemenggaon, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, mengubah salah satu sudut halaman rumahnya menjadi ruang kreatif berkonsep ramah lingkungan.

Wayan merupakan seorang perajin perak sekaligus pegiat lingkungan yang aktif mempromosikan pengelolaan sampah berbasis kearifan lokal.

Ia merancang sebuah meja bundar dari beton dengan diameter sekitar satu meter, lengkap dengan dua tempat duduk di sisi kanan dan kiri.

Meja tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat duduk dan menerima tamu, tetapi juga berfungsi sebagai penutup tempat sampah organik yang tersembunyi di bawahnya.

Sampah seperti daun, sisa makanan dapur, hingga limbah upacara dibuang ke bagian bawah meja, yang telah dirancang khusus untuk pengomposan.

Meski menyimpan sampah organik, tidak tercium bau tidak sedap dari area tersebut karena pengelolaannya dilakukan secara baik dan terstruktur.

"Teba Modern" dan Kearifan Lokal Bali

Wayan menyebut inovasinya ini sebagai teba modern, yakni adaptasi dari konsep tradisional Bali yang memanfaatkan halaman belakang rumah (teba) untuk mengelola limbah rumah tangga.

"Teba" secara tradisional adalah tempat pembuangan limbah organik dan kandang ternak yang terletak di belakang rumah-rumah warga Bali.

Kini, metode itu dikembangkan Wayan menjadi lebih higienis, modern, dan sekaligus edukatif bagi masyarakat desa.

Sampah organik yang dikelola di dalam teba modern meliputi sisa makanan, bahan pangan, daun, bunga, rumput kebun, hingga sisa upacara keagamaan yang lazim di masyarakat Hindu Bali.

Sebelumnya, pengelolaan dilakukan secara tradisional dengan membuang sampah langsung ke tanah terbuka, namun kini pendekatan baru dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan.

Sebagai Ketua Badan Pengelola Sampah Desa Adat Cemenggaon, Wayan juga terus mendorong edukasi warga untuk menerapkan pengelolaan limbah serupa di rumah masing-masing.

Penulis :
Ahmad Yusuf