
Pantau - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama para mitra mencatat keberadaan 42 individu harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di wilayah bentang alam Bengkulu selama periode pemantauan 2020–2025.
Pemantauan dilakukan melalui pemasangan kamera jebak (camera trap) dan patroli lapangan sebagai bagian dari upaya konservasi spesies kunci ekosistem hutan Sumatra.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, Himawan Sasongko, menyampaikan bahwa kawasan Seblat masih menjadi habitat penting bagi harimau Sumatra serta berbagai satwa liar lainnya.
Kamera Jebak Ungkap Aktivitas Harimau dan Satwa Lain di Kawasan Seblat
Survei lapangan terbaru dilakukan pada Maret–Mei 2025 di kawasan Seblat menggunakan 16 unit kamera jebak yang aktif selama 52 hari.
Dari hasil rekaman, terekam sebanyak 1.860 foto kejadian yang menunjukkan aktivitas harimau Sumatra serta keberadaan satwa lain seperti tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus), macan dahan (Neofelis diardi diardi), dan spesies hutan lainnya.
BKSDA bersama pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan mitra konservasi juga mengadakan diskusi kelompok terpumpun bertajuk “Verifikasi Data Harimau Sumatera.”
Tujuan kegiatan ini adalah memastikan keakuratan data persebaran harimau sebagai dasar penyusunan rencana konservasi ke depan.
Ancaman Tetap Tinggi, Kolaborasi Jadi Kunci Perlindungan
Meskipun jumlah individu yang terpantau menunjukkan kabar baik, ancaman terhadap kelestarian harimau Sumatra masih tinggi.
Ancaman utama mencakup perburuan liar, perambahan hutan, dan konflik manusia dengan satwa akibat penyusutan habitat.
"Kolaborasi lintas pihak sangat penting dalam menjaga kawasan hutan dan habitat harimau Sumatra," ungkap Himawan.
Harimau Sumatra dikenal sebagai spesies kunci dalam ekosistem hutan tropis, yang menjaga keseimbangan populasi satwa lain dan kualitas lingkungan.
Menjaga populasi harimau berarti juga menjaga kesehatan dan fungsi ekologis hutan Sumatra.
Data monitoring ini akan menjadi dasar dalam merancang strategi perlindungan yang lebih efektif ke depan.
Strategi tersebut mencakup pengungkapan wilayah persebaran harimau hingga ke Bengkulu bagian selatan dan perbatasan Provinsi Lampung.
Upaya ini juga menjadi wujud komitmen bersama untuk memastikan harimau tetap hidup di habitat alaminya.
Selain konservasi langsung, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian hutan dan satwa liar di Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan