
Pantau - Organisasi advokasi lingkungan Bicara Udara kembali menggelar program edukasi bertajuk Biru Voices Academy 2025 pada 2–3 Agustus 2025, dengan tujuan membentuk pejuang udara bersih yang mampu mendorong perubahan nyata di Indonesia.
Co-Founder Bicara Udara, Ratna Kartadjoemena, menyampaikan bahwa akademi ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menyuarakan dampak krisis udara serta mendorong solusi yang dapat diimplementasikan.
Ia menyebut bahwa suara orang tua memiliki kekuatan besar untuk mendorong kebijakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Peserta Lintas Sektor dan Dialog dengan Pembuat Kebijakan
Sebanyak 17 peserta terpilih dari berbagai latar belakang, seperti kesehatan, pendidikan, teknologi, media, seni, dan lingkungan, mengikuti rangkaian kegiatan intensif selama dua hari.
Mereka mendapatkan materi dari narasumber berbagai sektor, antara lain:
- Wisnu Nugroho (VP Sustainability Kompas Gramedia)
- dr. Frida Soesanti, Sp.A(K), PhD
- dr. Darmawan Budi Setyanto, Sp.A(K)
- Marianne Rumantir (tokoh media)
Selain itu, peserta juga berdialog langsung dengan pengambil kebijakan seperti Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno dan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim.
Program ini tidak hanya membahas dampak polusi udara terhadap kesehatan dan lingkungan, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan komunikasi strategis, pengelolaan kampanye digital, dan teknik advokasi berbasis komunitas.
Narasi pribadi dan pengalaman keluarga digunakan sebagai alat kampanye yang kuat, bersifat emosional dan informatif.
Ratna Kartadjoemena berharap program ini dapat membentuk jejaring pejuang udara bersih yang mampu memengaruhi kebijakan dan kesadaran publik secara luas.
"Udara bersih adalah hak dasar semua orang," ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya menjadikan isu polusi udara sebagai agenda prioritas publik, baik dalam ruang digital maupun dalam pengambilan kebijakan nasional dan lokal.
- Penulis :
- Aditya Yohan