
Pantau - Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan resmi dari Staf Kongres Amerika Serikat (US Congressional Staffers) dalam rangka mempererat kerja sama antar-keparlemenan serta memperdalam kolaborasi strategis di berbagai sektor.
Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, dan didampingi oleh Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Ravindra Airlangga.
Agenda utama pertemuan mencakup studi banding antar-parlemen, serta pembahasan isu-isu strategis di sektor ekonomi, energi, dan diplomasi kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Fokus Pembahasan: Hilirisasi Mineral dan Nilai Ideologis
Salah satu isu penting yang dibahas adalah rencana kerja sama terkait negosiasi tarif dan investasi Amerika Serikat di sektor mineral Indonesia, khususnya dalam konteks hilirisasi.
"Jadi selama ini banyak realisasi Indonesia di sektor mineral itu dilakukan oleh beberapa negara. Dan AS juga tentu sangat ingin menjadi bagian dari proses investasi dalam downstreaming ini," ungkap Ravindra Airlangga.
Pihak AS mengapresiasi keterbukaan Indonesia dalam menjajaki kolaborasi ekonomi yang lebih dalam, terutama di sektor hilirisasi mineral yang menjadi prioritas pembangunan nasional.
Selain ekonomi, pertemuan juga menyoroti kesamaan nilai ideologis antara kedua negara.
Indonesia mengusung semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, sementara Amerika Serikat menganut “E Pluribus Unum”, yang keduanya mencerminkan prinsip persatuan dalam keberagaman.
"Ini merupakan suatu pendekatan yang menjadi fondasi ideologis yang baik antara dua negara," ujar Ravindra.
Rencana Kunjungan Balasan dan Sinergi Antarwarga
BKSAP DPR RI menyampaikan rencana untuk melakukan kunjungan balasan ke Amerika Serikat guna menjajaki kerja sama lebih lanjut di berbagai bidang.
Potensi kerja sama yang dibidik meliputi hilirisasi energi, pendidikan, teknologi, sains, serta sektor strategis lainnya yang relevan dengan kepentingan kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Ravindra juga menyinggung pentingnya penguatan sinergi people-to-people movement antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Khususnya, kemudahan proses visa serta perlindungan bagi diaspora WNI yang tinggal dan bekerja di AS menjadi perhatian utama.
"Kita juga akan menjajaki bagaimana mempermudah sinergi people-to-people movement, baik dari proses visanya maupun pelindungan WNI diaspora yang bekerja di Amerika Serikat," pungkas Ravindra.
- Penulis :
- Aditya Yohan