Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KRI Bima Suci Dilepas untuk Misi Diplomasi dan Budaya Lewat Pelayaran Kartika Jala Krida 2025

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

KRI Bima Suci Dilepas untuk Misi Diplomasi dan Budaya Lewat Pelayaran Kartika Jala Krida 2025
Foto: (Sumber: Sejumlah prajurit TNI AL dan warga melambaikan tangan kepada kerabatnya yang berada di KRI Bima Suci saat pelepasan latihan praktik pelayaran Kartika Jala Krida (KJK) 2025 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-72 di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Rabu (6/8/2025).)

Pantau - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci diberangkatkan dari Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, pada Rabu (6/8/2025) menuju Padang sebagai bagian dari pelayaran Kartika Jala Krida (KJK) yang juga membawa peserta ASEAN Plus Cadet Sail (APCS) 2025 dari 21 negara sahabat.

Kapal ini merupakan kapal latih taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dan berperan penting dalam misi diplomasi pertahanan Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.

Soft Diplomasi dan Promosi Budaya Jadi Misi Utama

Upacara pelepasan diselenggarakan oleh jajaran TNI AL di Markas Kolinlamil dan dipimpin oleh Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan.

Yayan menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari soft diplomacy TNI AL dalam mendukung kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

Selain sebagai latihan pelayaran bagi para taruna, misi ini juga menjadi sarana promosi budaya Indonesia di dunia internasional.

Promosi budaya akan dilakukan melalui pertunjukan kesenian daerah di setiap tempat persinggahan KRI Bima Suci, termasuk di Padang yang bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Kota Padang.

Taruna AAL Diharapkan Bangun Jejaring Diplomatik dan Pertahanan

Taruna AAL yang mengikuti pelayaran ini diharapkan membangun hubungan erat dengan kadet dari negara sahabat.

Interaksi ini ditujukan untuk menciptakan jaringan diplomatik jangka panjang yang bermanfaat bagi kolaborasi pertahanan di masa depan.

Pelayaran KRI Bima Suci akan berlangsung selama 60 hari dengan rute Surabaya, Jakarta, Padang, Penang, Sattahip (Thailand), Brunei Darussalam, Tarakan, Makassar, dan kembali ke Surabaya.

TNI AL memastikan bahwa infrastruktur kapal serta kebutuhan logistik telah dipersiapkan secara matang demi kelancaran pelayaran.

Yayan Sofiyan berharap pelayaran ini menjadi ajang untuk memperkuat kerja sama pertahanan melalui hubungan diplomatik yang dibangun antarpeserta dari berbagai negara.

Penulis :
Aditya Yohan