Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Brunei Buka Peluang Kerja bagi Pekerja Migran Indonesia di Empat Sektor Strategis

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Pemerintah Brunei Buka Peluang Kerja bagi Pekerja Migran Indonesia di Empat Sektor Strategis
Foto: Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani (sumber: Kemen-P2MI)

Pantau - Pemerintah Brunei Darussalam membuka peluang kerja bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di sektor perikanan, perkebunan, pertanian, dan kesehatan.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, mengungkapkan bahwa peluang ini terungkap dalam pertemuan daring antara dirinya dengan Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Achmad Ubaedillah, serta Atase Ketenagakerjaan Rizky Mandalika pada hari Kamis.

"Tadi juga disampaikan potensi-potensi apa saja terkait dengan peluang untuk pekerja migran Indonesia. Menarik jika sektor-sektor ini bisa diisi pekerja migran Indonesia," ungkapnya.

Gaji Menarik dan Kebutuhan Tenaga Kerja di Brunei

Menurut siaran pers Kementerian P2MI di Jakarta, sektor perikanan, perkebunan, dan pertanian di Brunei menawarkan potensi gaji minimum sekitar Rp6,9 juta per bulan.

Sementara itu, sektor kesehatan menjadi sektor yang paling menjanjikan, dengan gaji sekitar Rp22 juta per bulan.

Selama ini, sektor kesehatan di Brunei banyak diisi oleh tenaga kerja migran asal Filipina, sehingga menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan penetrasi tenaga kerja di sektor ini.

Berdasarkan data Kementerian P2MI, penempatan pekerja migran Indonesia di Brunei melalui skema Private to Private pada tahun 2024 mencapai 2.294 orang.

Selain itu, data dari Atase Ketenagakerjaan mencatat bahwa sebanyak 1.696 PMI telah memperpanjang kontrak kerja mereka di Brunei antara Januari hingga 31 Juli 2025.

Upaya Perluasan Akses dan Pelindungan Pekerja Migran

Christina menyampaikan bahwa KBRI Brunei Darussalam mengharapkan dorongan dari Kementerian P2MI terkait percepatan perjanjian kerja sama (MoU) penempatan dan pelindungan PMI sektor domestik, yang hingga kini masih dalam proses.

"Kita akan meminta agar Kementerian Luar Negeri turut membantu mendorong dalam state officials meeting antar kedua negara," ia mengungkapkan.

Saat ini, Kementerian P2MI juga sedang menyusun Keputusan Menteri untuk mempermudah proses verifikasi permintaan kerja, tanpa mengabaikan aspek pelindungan bagi PMI.

Christina Aryani dijadwalkan akan menghadiri pertemuan bisnis yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) di Brunei Darussalam pada 27–29 Agustus mendatang.

Ia juga berharap agar KBRI dan Atase Ketenagakerjaan dapat aktif dalam melakukan intelijen pasar kerja, terutama dalam menganalisis potensi dan peluang penempatan PMI di Brunei guna memperluas akses kerja.

Sebagai informasi tambahan, saat ini telah berlangsung pilot project kerja sama P to P dalam penempatan PMI sektor kesehatan, yaitu sebanyak 100 perawat Indonesia yang ditempatkan melalui kerja sama antara Universitas Binawan dan Jerudong Park Medical Centre (JPMC) Brunei.

Penulis :
Shila Glorya