billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemkot Jakarta Timur Gelar Pelatihan Kuliner dan Kerajinan Betawi untuk Meriahkan HUT ke-80 RI

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pemkot Jakarta Timur Gelar Pelatihan Kuliner dan Kerajinan Betawi untuk Meriahkan HUT ke-80 RI
Foto: (Sumber: Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 menggelar pelatihan pembuatan kuliner dan suvenir Betawi bagi wirausaha Betawi dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 RI di Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (11/8/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza)

Pantau - Pemerintah Kota Jakarta Timur mendorong pelestarian kuliner dan kerajinan khas Betawi melalui pelatihan dan lomba yang melibatkan masyarakat, sekaligus memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia.

Lestarikan Budaya Lewat Kuliner dan Suvenir

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Jakarta Timur, Fauzi, mengatakan kegiatan ini diinisiasi oleh Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982.

"Hari ini saya bersama jajaran Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 yang menginisiasi kegiatan. Ada pelatihan makanan-makanan Betawi dan suvenir. Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat bagi warga sekaligus melestarikan budaya-budaya Betawi," ujarnya.

Pelatihan meliputi pembuatan bir pletok, akar kelapa, dodol Betawi, dan suvenir berbentuk ondel-ondel.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat, apalagi menyangkut budaya Betawi yang harus kita lestarikan. Harapannya, masyarakat tak perlu bingung mencari oleh-oleh khas. Misalnya, ingin dodol atau akar kelapa, cukup datang ke sini," kata Fauzi.

Ia berharap kawasan Setu dapat menjadi pusat oleh-oleh Betawi yang dikenal wisatawan dan mampu meningkatkan perekonomian warga.

"Yang tidak kalah penting, saya kira juga ini dalam rangka kaitan memeriahkan HUT ya, ada kemeriahan kita menyambut HUT RI sebagai bentuk andil peran serta masyarakat sebagai warga negara," tambahnya.

Partisipasi dari Berbagai Kalangan

Ketua Bamus Suku Betawi 1982, Ma'ah Setiawan, menyampaikan pelatihan ini diikuti 150 peserta dari 10 kecamatan di Jakarta Timur.

Peserta berasal dari beragam latar belakang, seperti tokoh masyarakat, organisasi kebetawian, Nahdlatul Ulama (NU), PKK, hingga mahasiswa.

"Kami ingin memastikan budaya Betawi tetap terjaga dan memiliki wadah yang kuat meski status ibu kota berpindah. Ini juga menjadi ajang silaturahmi dan penguatan identitas masyarakat Betawi," ujar Setiawan.

Penulis :
Aditya Yohan