
Pantau - Bali Zoo memanjakan dua gajah sumatera dengan pesta buah favorit pada peringatan Hari Gajah Sedunia, 12 Agustus, sebagai upaya merayakan sekaligus meningkatkan kesadaran akan pelestarian satwa terancam punah tersebut.
Pesta Buah untuk Nurhayati dan Kama
Induk gajah betina bernama Nurhayati, berusia 36 tahun, tampak lahap menyantap pisang, semangka, melon, jagung, dan rumput gajah yang disuguhkan.
Anaknya, Kama, gajah jantan berusia 1 tahun 9 bulan, ikut berebut hidangan meski masih dalam masa menyusui.
Kepala Hubungan Masyarakat Bali Zoo, Emma Kristiana Chandra, menjelaskan, "Itu tidak hanya untuk kebutuhan pakan tapi juga berfungsi memberi stimulasi perilaku alami, melatih kecerdasan dan mendukung kesehatan fisik mereka."
Kepala Pawang Gajah, I Gusti Ketut Alit atau Rah Tut, memaparkan bahwa gajah dewasa rata-rata menghabiskan sekitar 180 kilogram buah per hari, disesuaikan dengan bobot Nurhayati yang hampir 3 ton.
Sementara Kama yang berbobot sekitar 400 kilogram sudah mulai makan buah berserat halus sebagai pendamping ASI.
Kama lahir pada 2023 dari induk Nurhayati dan pejantan Budi di lahan penangkaran seluas 12 hektare.
Selain Kama, Bali Zoo juga memiliki Lanang, anak gajah jantan lahir pada 2022 dari pasangan Budi dan induk Teri.
Edukasi dan Pelestarian Gajah Sumatera
Saat ini Bali Zoo memiliki 14 ekor gajah sumatera, terdiri dari 4 jantan dan 10 betina.
Perawatan rutin dilakukan setiap 3–6 bulan, meliputi pengecekan kesehatan, pemberian vitamin dan mineral, pembersihan kuku, serta mandi dua kali sehari termasuk bermain di kubangan.
Pesta buah ini diharapkan menjadi media edukasi dan menumbuhkan kesadaran pentingnya kelangsungan hidup gajah sumatera yang berstatus terancam punah menurut IUCN akibat perburuan, penyempitan habitat, dan konflik dengan manusia.
"Kami ajak masyarakat ikut berperan aktif dalam pelestarian. Kami terus berupaya mengembangbiakkan dan melestarikan satwa endemik Indonesia," ujar Emma Kristiana Chandra.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf