
Pantau - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan Kementerian Keamanan Publik Republik Sosialis Vietnam sepakat mempererat kerja sama dalam penanggulangan peredaran gelap narkotika, khususnya terkait ancaman narkotika jenis baru atau new psychoactive substances (NPS).
Tantangan Narkotika Jenis Baru
Dalam pertemuan bilateral secara daring pada Kamis (14/8/2025), Kasubdit Kerja Sama Regional dan Internasional BNN RI Muhamad Irham Anwar menjelaskan bahwa NPS yang belum diatur secara spesifik menambah kompleksitas dalam penegakan hukum.
"Untuk menghadapi ancaman ini, BNN menerapkan enam strategi komprehensif yang mencakup penguatan kolaborasi, pencegahan, penegakan hukum, dan rehabilitasi," ungkap Irham.
Ia menuturkan bahwa prevalensi penyalahgunaan narkotika menunjukkan tren penurunan, namun peredaran gelap melalui jalur laut masih menjadi rute utama sindikat internasional.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Jenderal Departemen Kepolisian Pemberantasan Narkotika Vietnam Senior Kolonel Polisi Hoang Tam Hieu menyampaikan bahwa Vietnam menghadapi ancaman serius dari penggunaan cryptocurrency serta perkembangan NPS.
"Ancaman ini nyata, terutama dengan maraknya transaksi narkotika menggunakan cryptocurrency dan kemunculan NPS," ujar Hieu.
Upaya Bersama Indonesia dan Vietnam
Otoritas Vietnam selama semester I tahun 2025 telah menangani 11.687 kasus narkotika dan menyita berbagai jenis barang haram dalam jumlah besar.
Peredaran narkotika di Vietnam didominasi oleh pasokan dari kawasan Golden Triangle yang meliputi Myanmar, Thailand, dan Laos.
Untuk strategi rehabilitasi, Vietnam memfokuskan pada pemulihan fungsional serta dukungan reintegrasi melalui pelatihan keterampilan dan pendampingan pekerjaan.
Dalam forum bilateral ini, kedua negara juga saling bertukar informasi mengenai situasi terkini peredaran narkotika di masing-masing wilayah.
Sebagai tindak lanjut, Indonesia dan Vietnam menyepakati beberapa poin kerja sama yang akan dijajaki ke depan, yaitu penguatan pertukaran informasi, investigasi bersama, pengawasan produksi narkotika, berbagi pengalaman rehabilitasi, intensifikasi pencegahan, serta memperkuat dukungan di forum kerja sama regional dan global untuk mewujudkan visi drug-free ASEAN.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi pijakan strategis bagi penguatan kolaborasi kedua negara dalam menghadapi ancaman narkotika, baik di tingkat bilateral maupun global.
- Penulis :
- Arian Mesa