
Pantau - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) resmi meluncurkan Program Aglomerasi Percepatan Pengentasan Kemiskinan melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan pemerintah daerah dan pelaku swasta.
Integrasi Nasional untuk Tekan Kemiskinan
Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko menyebut peluncuran program ini sebagai momentum penting dalam upaya bersama mengurangi angka kemiskinan.
"Kami percaya, dengan dukungan pemerintah daerah dan sektor swasta, program ini dapat mempercepat proses transformasi sosial ekonomi secara signifikan," ungkapnya.
Program ini dipusatkan di wilayah Cirebon Raya dengan mengusung model Semi-Closed-Loop Supply Chain (SCLSC) berbasis koperasi.
Konsep tersebut memadukan sektor produksi, pengolahan, distribusi, hingga pemanfaatan limbah untuk menciptakan sistem yang lebih efisien, produktif, serta ramah lingkungan.
Kolaborasi multipihak dipandang sebagai kunci menghadapi tantangan kompleks dalam pengentasan kemiskinan yang tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja.
Melalui koperasi sebagai pilar utama, program ini diarahkan untuk mendorong modernisasi pertanian, penguatan energi terbarukan, serta penciptaan lapangan kerja berkualitas.
BP Taskin menargetkan kemiskinan ekstrem ditekan hingga nol persen pada 2029, sementara kemiskinan relatif diturunkan ke kisaran 4,5–5 persen.
Untuk mendukung target tersebut, lembaga ini menyiapkan Rencana Induk Pengentasan Kemiskinan 2025–2029.
Cirebon Raya Jadi Model Percontohan Nasional
Wali Kota Cirebon Effendi Edo menyambut baik langkah BP Taskin dalam mengintegrasikan kebijakan daerah dengan dukungan teknologi dan rantai pasok terhubung.
"Dukungan teknologi dan integrasi rantai pasok akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat di wilayah Cirebon Raya," ujarnya.
Program ini juga melibatkan pelatihan keterampilan, pemberdayaan ekonomi, serta pengembangan akses layanan sosial dasar bagi masyarakat.
"Inovasi dan pemanfaatan teknologi menjadi fokus agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan," tambah Budiman.
Cirebon Raya diproyeksikan menjadi pusat produksi pangan dan material energi berbasis sumber daya lokal, sekaligus model percontohan nasional transformasi ekonomi berbasis koperasi dan teknologi.
Inisiatif tersebut juga diarahkan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs), khususnya dalam pengurangan kemiskinan, ketahanan pangan, energi bersih, pekerjaan layak, dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
- Penulis :
- Shila Glorya









