billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Guru Besar UMB Perkenalkan Konsep Hexaple Bottom Line untuk Keberlanjutan Bank Syariah

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Guru Besar UMB Perkenalkan Konsep Hexaple Bottom Line untuk Keberlanjutan Bank Syariah
Foto: (Sumber: Guru besar dari Universitas Mercu Buana (UMB) Prof. Dr. Indra Siswanti, M.M., menawarkan sebuah konsep baru bernama Hexaple Bottom Line (HBL) bagi keberlanjutan bank syariah dalam upacara pengukuhan guru besar UMB di Jakarta, Selasa (19/8/2025). ANTARA/HO-Universitas Mercu Buana)

Pantau - Guru besar Universitas Mercu Buana (UMB), Prof. Dr. Indra Siswanti, M.M., memperkenalkan konsep baru bernama Hexaple Bottom Line (HBL) sebagai paradigma keberlanjutan dalam bisnis bank syariah.

Konsep ini dikenalkan dalam orasi ilmiah saat pengukuhan dirinya sebagai guru besar bidang manajemen di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.

Melalui pidato berjudul "Hexaple Bottom Line: Sebuah Paradigma Baru dalam Bisnis Berkelanjutan Bank Syariah", Indra menjelaskan bahwa HBL merupakan perluasan dari konsep keberlanjutan yang sebelumnya dikenal sebagai triple bottom line.

Tambahan Dimensi Kolaborasi dalam Keuangan Syariah

Triple bottom line yang berfokus pada people, planet, dan profit telah berevolusi menjadi quadruple bottom line dengan tambahan nilai spiritual, dan kemudian menjadi pentuple bottom line dengan dimensi teknologi.

Konsep HBL menambahkan satu elemen baru: partnership atau kemitraan, menjadikannya enam dimensi.

"HBL melengkapi kerangka itu dengan dimensi keenam, yakni Partnership. Kolaborasi multipihak menjadi kunci keberlanjutan bank syariah sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan global," ungkapnya.

Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek sosial, lingkungan, ekonomi, etika, teknologi, dan kolaborasi dalam menciptakan ekosistem keuangan Islam yang berkelanjutan.

Kemitraan, menurut Indra, tidak hanya memperkuat daya saing bank syariah, tetapi juga berperan dalam mendorong inklusi keuangan, pembiayaan hijau, serta pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-17, yakni Partnership for the Goals.

Lima Guru Besar Baru dan Pesan dari Rektor UMB

Dalam kesempatan yang sama, Universitas Mercu Buana juga mengukuhkan empat guru besar lainnya bersama Indra Siswanti.

Mereka adalah Prof. Rizki Briandana, M.Comm., Ph.D. (ilmu media dan komunikasi), Prof. Dr. Herry Agung Prabowo, M.MSc., Ph.D. (lean manufacturing), Prof. Dr. Ratna Mappanyukki, M.Si. (ilmu audit), dan Prof. Dr. Dewi Nusraningrum, M.Si. (ilmu manajemen).

Rektor UMB, Prof. Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pencapaian gelar guru besar bukan akhir dari perjalanan akademik.

"Guru besar harus menjadi mercu suar bagi masyarakat, penunjuk arah bagi generasi penerus, sekaligus penggerak perubahan sosial," ia mengungkapkan.

Ia menambahkan bahwa karya para guru besar harus memberikan dampak nyata bagi masyarakat, tidak sebatas publikasi ilmiah di jurnal akademik.

Kontribusi para akademisi ini, menurutnya, harus mencakup pengembangan ilmu pengetahuan, perlindungan lingkungan hidup, serta pembangunan masa depan yang berkelanjutan.

Penulis :
Aditya Yohan