billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pameran "Tiga Masa" Hadirkan Dialog Estetika Antar Generasi di ARTA.ID Surabaya

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pameran "Tiga Masa" Hadirkan Dialog Estetika Antar Generasi di ARTA.ID Surabaya
Foto: (Sumber: Tiga perupa lintas generasi menggelar pameran bersama di ARTA.ID Arts Space Surabaya, 24 Agustus - 25 Oktober 2025. ANTARA/Dok Pribadi.)

Pantau - Tiga perupa lintas generasi menampilkan 16 karya dalam pameran seni rupa bersama bertajuk “Tiga Masa” yang digelar di ARTA.ID Arts Space, Surabaya, mulai 24 Agustus hingga 25 Oktober 2025.

Pameran ini menghadirkan karya Ariel Ramadhan (25 tahun), Arik S Wartono (50 tahun), dan Saiful Hadjar (66 tahun), yang masing-masing merepresentasikan semangat, kedalaman, dan pencarian dalam dunia seni rupa.

“Beberapa lukisan saya di pameran ini merespon karya Ariel Ramadhan dan Arik S Wartono,” kata Saiful Hadjar jelang pembukaan pameran.

Ruang Dialektika Tiga Generasi

Penulis budaya Henri Nurcahyo mengungkapkan bahwa pameran ini menciptakan dialektika visual yang kaya antara tiga generasi seniman, dari yang muda dengan semangat dan gairah, yang matang dengan pencarian spiritual, hingga yang senior dengan pengalaman dan keteguhan sikap.

“Ketiganya menyuarakan warna, bentuk dan cara pandang yang berbeda, namun justru dari perbedaan itu muncul jalinan dialog yang saling melengkapi,” ujar Henri.

Ia menjelaskan bahwa seni bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang pertemuan antara keindahan dan kritik sosial, antara doa dan keresahan, antara pesona dan peringatan.

“Dari Ariel, Arik hingga Saiful, kita belajar bahwa setiap generasi punya cara sendiri untuk bersuara, namun tujuan akhirnya tetap sama, yaitu menghidupkan kesadaran dan menjaga kemanusiaan,” ucap Henri.

Estafet Seni Rupa yang Terus Menyala

Henri juga menekankan pentingnya kesinambungan dalam dunia seni rupa Indonesia yang tidak lahir dari ruang kosong, melainkan dari proses dialog dan pembelajaran lintas generasi.

Menurutnya, hubungan antar seniman berjalan dari guru ke murid, dari senior ke junior, dan dari akar tradisi menuju eksplorasi bentuk baru.

“Maka pameran ini bukan sekadar memajang karya tetapi juga sebuah penanda estafet. Di tangan generasi muda seperti Ariel, semangat yang dirawat Arik dan kesetiaan panjang seorang Saiful Hadjar, seni rupa akan terus menemukan jalannya,” katanya.

Penulis :
Ahmad Yusuf