
Pantau - Kepala Suku Kepulauan Yapen Barat Utara di Sorong Raya, Yakonias Kendi, meminta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Sorong bersama tokoh adat segera duduk bersama untuk mencari solusi konkret atas konflik yang memanas di Kota Sorong.
Seruan Kepala Suku untuk Penyelesaian Bermartabat
"Situasi panas yang kini melanda Kota Sorong merupakan rangkaian dari peristiwa sebelumnya dan harus disikapi secara bijak melalui dialog terbuka," jelas Yakonias.
Ia mendesak keterlibatan aktif aparat keamanan, kejaksaan, pengadilan negeri Sorong, Pemerintah Kota Sorong, serta seluruh kepala suku dalam penyelesaian konflik.
"Cara terbaik adalah duduk bersama kepala suku untuk menyelesaikan masalah ini secara bermartabat," katanya.
Menurutnya, kondisi yang dibiarkan berlarut-larut berdampak pada lumpuhnya seluruh aktivitas masyarakat di Kota Sorong.
Pemicu utama kericuhan adalah pemindahan empat tahanan politik berinisial AAG, NM, MS, dan PR, tersangka kasus dugaan makar terkait aktivitas Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB), dari Sorong ke Makassar.
"Intinya mereka (tahanan politik) tidak mau keluar dari Kota Sorong. Hal ini seharusnya bisa dipertimbangkan secara baik agar tidak memicu demo besar yang akhirnya menimbulkan korban," ujarnya.
Ia juga berharap pemerintah provinsi, kota, aparat keamanan, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) mempertimbangkan masukan tersebut.
"Terutama gubernur, wali kota, jaksa, pengadilan, dan BIN. Mereka harus berperan aktif," katanya.
Aparat Amankan Pemindahan Tahanan Politik
Kapolda Papua Barat Daya Brigjen Polisi Gatot Haribowo mengatakan suasana Kota Sorong memanas sejak Rabu dini hari saat Kejaksaan Negeri Sorong memindahkan empat tahanan politik ke Makassar untuk sidang di Pengadilan Negeri Makassar.
"Situasi saat ini sudah terkendali. Kami berusaha mengamankan proses pemindahan empat tahanan tersebut," ujarnya.
Ratusan personel keamanan diturunkan ke titik-titik strategis untuk mengantisipasi aksi lanjutan massa pendukung tahanan.
Massa sempat menghadang mobil tahanan di depan Markas Polresta Sorong Kota sekitar pukul 05.15 WIT dengan membakar kayu dan ban bekas serta berorasi menuntut pembatalan pemindahan.
Aparat membubarkan massa yang memblokade jalan, hingga sekitar pukul 06.30 WIT mobil tahanan berhasil keluar dari Markas Polresta Sorong Kota dengan pengawalan ketat kendaraan taktis Brimob menuju Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong.
Setibanya di bandara, empat tahanan langsung dikawal ke area keberangkatan untuk diterbangkan ke Makassar.
Kerusuhan menyebabkan kerusakan fasilitas pemerintah, seperti Gedung Kantor Gubernur Papua Barat Daya, Kantor Wali Kota Sorong, dan kediaman gubernur.
" Kami sudah mengidentifikasi para pelaku perusakan dan akan segera melakukan penangkapan," ujar Kapolda.
Sejumlah titik di Kota Sorong seperti Jalan Baru, kompleks perkantoran Pemkot Sorong, dan kantor gubernur dilaporkan sudah terkendali.
Aparat gabungan TNI dan Polri terus disiagakan untuk mencegah gangguan lanjutan.
- Penulis :
- Shila Glorya