
Pantau - Situasi di Gedung DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai kondusif pada Sabtu sore setelah massa melakukan pembakaran dan penjarahan.
Pantauan hingga pukul 16.00 Wita, petugas pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Mataram masih berusaha memadamkan api yang menyala di gedung DPRD NTB.
Dua bangunan terbakar dalam aksi tersebut, yakni gedung utama DPRD yang biasa digunakan untuk rapat dan sidang paripurna, serta Gedung Sekretariat DPRD yang ditempati para karyawan.
Gedung utama habis terbakar hingga hanya menyisakan rangka atap, sementara Gedung Sekretariat porak poranda akibat dihancurkan dan dijarah sebelum akhirnya dibakar massa.
Asap tebal masih terlihat mengepul dari bangunan yang terbakar meski upaya pemadaman terus dilakukan.
Komandan Pleton II Pemadam Kebakaran Pemkot Mataram, Lalu Satriawan, menyebut pihaknya telah menurunkan lima unit kendaraan pemadam dan puluhan personel.
"Kami mengerahkan 5 unit kendaraan dan 23 personel untuk memadamkan api," ungkapnya.
Api berhasil dipadamkan, namun kondisi bangunan masih berbahaya karena terdapat puing-puing sisa kebakaran.
"Kami tetap semprotkan air untuk pendinginan, karena di dalam masih hawanya panas, sisa kebakaran," tambahnya.
Aksi Ricuh dan Dampaknya
Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa tersebut dipicu penolakan terhadap tunjangan gaji anggota dewan serta solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang wafat dalam aksi di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus.
Demonstrasi berujung ricuh dengan bentrokan antara massa dan aparat, serta pembakaran Gedung DPRD NTB dan perusakan Gedung Rakyat Udayana.
Seiring dengan meredanya situasi, mahasiswa mulai meninggalkan lokasi aksi.
Jalan Udayana yang sebelumnya ditutup aparat kini sudah kembali dibuka untuk lalu lintas.
Gedung DPRD NTB yang terbakar ramai ditonton warga, sementara aparat kepolisian dan TNI masih berjaga untuk mengamankan lokasi.
- Penulis :
- Arian Mesa