
Pantau - Sosiolog Universitas Mataram (Unram), Saipul Hamdi, mengingatkan pentingnya etika dalam menyampaikan pernyataan bagi para tokoh publik di tengah kondisi sosial yang sensitif.
"Etika mengeluarkan pernyataan ke publik perlu dijaga," ungkap Saipul dalam keterangannya.
Ia menilai bahwa aksi massa yang menyatroni rumah sejumlah tokoh publik, termasuk anggota DPR RI Ahmad Sahroni, menjadi pelajaran penting bahwa ucapan memiliki dampak besar terhadap respons masyarakat.
Saipul menjelaskan bahwa ketimpangan pendapatan dan kerentanan sosial yang semakin tinggi membuat masyarakat semakin peka terhadap pernyataan yang dianggap menyinggung.
Menurutnya, pernyataan yang tidak bijak dalam kondisi sosial-ekonomi yang tidak stabil bisa memicu persepsi negatif dan gejolak di tengah masyarakat.
"Ini menjadi pembelajaran bahwa mengeluarkan pernyataan tidak boleh terlalu vulgar di media, karena kita tidak tahu masyarakat kadang perasaannya sakit," ujarnya.
Rumah Pejabat Jadi Sasaran Penjarahan, Presiden Lakukan Konsolidasi Nasional
Sejumlah rumah milik tokoh publik dilaporkan menjadi sasaran penjarahan oleh massa dalam beberapa hari terakhir.
Rumah yang diserang massa di antaranya milik Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dalam peristiwa tersebut, massa dilaporkan mengambil berbagai barang berharga hingga persediaan makanan dari kediaman para tokoh tersebut.
Kondisi ini mencerminkan tingkat kemarahan publik yang tinggi dan menambah urgensi bagi tokoh publik untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat di ruang publik.
Sebagai respons atas situasi yang memanas, Presiden Prabowo Subianto sejak hari sebelumnya telah memanggil Panglima TNI, Kapolri, ketua umum partai politik, serta ormas keagamaan untuk menyamakan persepsi dan langkah dalam meredakan ketegangan nasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan