
Pantau - Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menyampaikan permohonan maaf atas tragedi yang terjadi dalam iklim demokrasi Indonesia dan menyerukan agar parlemen melakukan introspeksi tulus dalam menyikapi aspirasi publik.
Seruan Introspeksi dan Permintaan Maaf
Hetifah menegaskan bahwa demokrasi hanya bisa berjalan sehat bila rakyat memiliki ruang aman untuk menyampaikan pendapat.
"Demokrasi hanya bisa tumbuh bila ruang masyarakat untuk menyampaikan pendapat tetap terjaga dan rakyat merasa didengar tanpa rasa takut," ungkapnya.
Ia menyebut peristiwa belakangan ini menjadi pengingat menyakitkan bahwa cara DPR merespons aspirasi masyarakat berdampak besar terhadap kehidupan berbangsa.
Menurutnya, momentum ini harus dijadikan dorongan bagi parlemen untuk lebih membuka hati dan telinga terhadap suara rakyat.
"Sudah saatnya kami lebih bijak dan berempati dalam membuat pernyataan publik," katanya.
Hetifah mengakui permintaan maaf tidak cukup untuk memulihkan kepercayaan publik, sehingga diperlukan langkah nyata.
Komitmen untuk Perubahan dan Perlindungan Rakyat
Sebagai tindak lanjut, ia berkomitmen mendorong agar aspirasi masyarakat mendapat ruang layak di parlemen.
Hetifah juga menyatakan dukungan penuh terhadap sikap fraksinya dalam menindaklanjuti suara publik, termasuk melakukan evaluasi terhadap fasilitas, tunjangan, dan pengeluaran anggaran yang dianggap berlebihan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya proses hukum yang adil dan transparan atas setiap peristiwa yang menimbulkan korban jiwa dalam penyampaian aspirasi.
"Saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam terhadap korban-korban yang berjatuhan. Tidak ada suara rakyat yang seharusnya dibayar dengan nyawa," ujarnya.
Ia berharap tragedi serupa tidak terulang kembali dan menjadi pelajaran berharga bagi DPR untuk memperbaiki diri secara fundamental sebagai wakil rakyat.
- Penulis :
- Shila Glorya